spot_img
BerandaArtikelWaspadai Parasit Cacing Usus dalam Tubuh

Waspadai Parasit Cacing Usus dalam Tubuh

 

Oleh : Rita Simanjuntak, Study Program Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat  Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan

Kesehatan tubuh manusia sering kali terganggu oleh penyakit yang datang secara diam-diam, tanpa disadari sejak awal. Salah satunya adalah waspadai infeksi parasit cacing usus. Meski sering dianggap sepele, infeksi ini tidak boleh dipandang ringan karena dapat mengganggu kualitas hidup, memengaruhi tumbuh kembang anak, dan bahkan menimbulkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani.

Waspadai parasit, termasuk cacing, adalah organisme yang hidup dengan bergantung pada tubuh inangnya. Mereka mendapatkan perlindungan dan nutrisi dari tubuh manusia, sehingga membuat tubuh kita mengalami kerugian besar. Infeksi cacing bisa menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, sanitasi lingkungan yang buruk, serta kontak langsung maupun tidak langsung dengan penderita. Inilah mengapa kasus cacingan banyak ditemukan di daerah dengan keterbatasan fasilitas kebersihan dan kesehatan.

Coffee banner ads with 3d illustratin latte and woodcut style decorations on kraft paper background

Bagaimana Infeksi Cacing Usus Terjadi?

Infeksi cacing usus terjadi ketika telur atau larva cacing masuk ke dalam tubuh, baik melalui mulut maupun kulit. Dari sinilah parasit berkembang biak di saluran pencernaan, bahkan ada yang berpindah ke organ lain sebelum kembali ke usus. Selama berada di tubuh inang, cacing menyerap nutrisi penting yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan dan metabolisme manusia. Waspadai akibatnya, penderita sering mengalami kelemahan, berat badan menurun, hingga gangguan kesehatan kronis.

Cacingan bukan hanya masalah anak-anak, meski memang prevalensinya lebih tinggi pada usia sekolah dasar. Orang dewasa pun bisa terinfeksi, terutama bila hidup di lingkungan yang tidak sehat, terbiasa mengonsumsi makanan tanpa mencuci tangan, atau sering bersentuhan dengan tanah yang terkontaminasi.

Jenis-Jenis Cacing Parasit pada Manusia

1. Cacing kremi (Enterobius vermicularis)
Cacing ini termasuk yang paling umum menyerang manusia, terutama anak-anak. Berukuran kecil sekitar setengah inci, cacing kremi hidup di usus besar. Penularannya bisa melalui makanan, tangan yang kotor, bahkan debu yang terhirup. Gejala khasnya adalah rasa gatal di sekitar anus, terutama pada malam hari ketika cacing betina bertelur. Meski jarang menimbulkan komplikasi serius, jika jumlahnya banyak bisa menyebabkan infeksi saluran kemih atau gangguan tidur karena rasa tidak nyaman.

2. Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)
Cacing ini jauh lebih besar, bisa mencapai panjang 30 cm, dan tinggal di usus halus. Warna tubuhnya putih atau merah muda. Infeksi cacing gelang lebih banyak menyerang anak-anak, karena sering bermain tanah atau tidak mencuci tangan sebelum makan. Saat telur Ascaris masuk, larvanya bisa menembus dinding usus, berpindah ke paru-paru, lalu kembali ke usus halus untuk tumbuh dewasa. Gejala yang muncul antara lain perut buncit, mual, muntah, diare, hingga sumbatan usus jika jumlah cacing terlalu banyak.

Selain dua jenis tersebut, sebenarnya masih ada parasit lain yang perlu diwaspadai seperti cacing pita (Taenia), cacing tambang (Ancylostoma), dan Trichuris trichiura. Masing-masing memiliki cara penularan, gejala, dan risiko komplikasi yang berbeda.

Dampak Kesehatan Akibat Infeksi Cacing

Waspadai, infeksi cacing usus bukan hanya soal gatal atau perut kembung. Bila dibiarkan, dampaknya bisa serius. Anak-anak yang terinfeksi sering mengalami kekurangan gizi, anemia, keterlambatan pertumbuhan, dan menurunnya konsentrasi belajar di sekolah. Pada orang dewasa, cacingan dapat menurunkan produktivitas kerja karena tubuh mudah lelah dan rentan sakit. Infeksi berat juga bisa menimbulkan komplikasi seperti penyumbatan usus, radang usus buntu, atau infeksi organ lain.

Pencegahan Lebih Baik daripada Pengobatan

Mengatasi infeksi cacing memang bisa dilakukan dengan obat cacing yang tersedia di apotek, baik yang diresepkan dokter maupun yang dijual bebas. Namun, langkah yang lebih penting adalah pencegahan. Beberapa hal sederhana dapat dilakukan, antara lain:

Membiasakan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air besar.

Menjaga kebersihan kuku dan tidak menggigit kuku.

Memastikan makanan dan minuman bebas kontaminasi, misalnya dengan memasak hingga matang sempurna.

Menggunakan alas kaki saat beraktivitas di luar rumah, terutama di tanah.

Menjaga kebersihan lingkungan, termasuk toilet dan saluran air.

Selain itu, program pemberian obat cacing massal di sekolah-sekolah merupakan langkah strategis pemerintah untuk mengurangi angka infeksi, terutama pada anak-anak. Dengan pemberian obat cacing secara berkala setiap enam bulan sekali, diharapkan jumlah kasus cacingan bisa ditekan secara signifikan.

Pentingnya Kesadaran Masyarakat

Waspadai Infeksi cacing usus sering kali dianggap masalah kecil. Banyak orang tidak menyadari bahwa gejala ringan seperti sakit perut, gatal di sekitar anus, atau nafsu makan menurun bisa menjadi tanda adanya cacing dalam tubuh. Padahal, jika dibiarkan, dampaknya bisa panjang. Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan menjadi kunci utama dalam memutus rantai penularan.

Sebagai bagian dari kesehatan masyarakat, waspadai,  infeksi parasit usus seharusnya mendapatkan perhatian serius. Waspada, peningkatan edukasi kesehatan, akses air bersih, dan fasilitas sanitasi yang memadai akan sangat membantu mengurangi beban penyakit ini.

Cacing usus memang kecil dan sering tak terlihat, waspadai dampaknya bagi tubuh manusia bisa besar. Dari sekadar mengganggu kenyamanan hingga menimbulkan penyakit serius, infeksi parasit ini adalah ancaman nyata yang harus diwaspadai. Dengan menjaga kebersihan, menerapkan pola hidup sehat, dan rutin melakukan pencegahan, kita dapat melindungi diri dan keluarga dari bahaya cacing usus. (Red/*)

Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini