spot_img
BerandaBIBISAID, Jalan Tol Baru UMKM Menuju Pembiayaan yang Lebih Adil

BISAID, Jalan Tol Baru UMKM Menuju Pembiayaan yang Lebih Adil

Kopi Times | Medan :

BISAID dibahas dalam Bincang Bareng Media (BBM) Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Utara, Jumat 5/12/2025, Fika Habbina, Manager Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumut, memaparkan lebih lanjut tentang BISAID (Database Profil UMKM Potensial Dibiayai).

Di tengah hingar-bingar ekonomi digital dan persaingan pasar yang semakin ketat, UMKM tetap menjadi penggerak ekonomi nasional. Namun, kenyataan di lapangan masih terasa ganjil, banyak UMKM yang punya produk mumpuni, omzet stabil, dan pasar yang jelas, tetapi tetap gagal menembus pintu perbankan. Mereka jatuh dalam ironi lama: layak dibiayai, tapi tak terjangkau bank. Di sinilah BISAID, inisiatif baru BI, mengambil peran penting.

BISAID, tidak sekadar daftar nama pelaku usaha. Ia adalah “peta akurat” yang memotret UMKM yang siap naik kelas, lengkap dengan kondisi usaha, kebutuhan modal, hingga risiko bisnis yang mungkin dihadapi. Yang lebih penting, BISAID didesain sebagai jembatan antara dua dunia yang sering kali berjarak, UMKM yang membutuhkan modal dan perbankan yang membutuhkan debitur berkualitas.

Coffee banner ads with 3d illustratin latte and woodcut style decorations on kraft paper background

Mengisi Celah yang Tak Pernah Benar-Benar Ditutup

Banyak pelaku UMKM berada persis di tengah persimpangan, bisnis berjalan stabil, permintaan tumbuh, tetapi kredit usaha tetap terasa jauh. Sebagian dari mereka gagap administrasi. Sebagian lagi tidak tahu prosedur. Banyak pula yang sekadar takut memulai proses pengajuan kredit karena pengalaman buruk teman atau keluarga.

BISAID mencoba menjahit celah itu. Dengan menyurvei dan mencatat UMKM yang potensial dibiayai, Bank Indonesia menyediakan landasan bagi perbankan untuk menyalurkan pembiayaan dengan risiko lebih terukur. Perbankan tidak lagi berjalan dalam gelap; mereka disodori daftar UMKM yang sudah lolos proses verifikasi dasar.

Dari sisi UMKM, kehadiran BISAID memberi harapan baru. Mereka tidak lagi hanya menunggu keberuntungan masuk ke radar bank. Profil mereka kini tersedia di meja industri keuangan, siap ditindaklanjuti.

Tiga Misi Utama, Mengubah Data Jadi Dampak

Meski terlihat seperti program administratif, BISAID punya tiga misi besar yang digarap serius:

1. Memperkuat fungsi intermediasi perbankan.

Bank tidak lagi harus memulai dari nol. Mereka tinggal mengakses profil UMKM yang sudah melalui survei BI. Data awal yang lebih rapi mempercepat proses penyaringan dan analisis kelayakan kredit.

2. Mempercepat akses layanan keuangan.

BISAID adalah pintu masuk yang memotong proses panjang yang dulu menghambat UMKM. Semakin jelas data UMKM, semakin cepat pembiayaan diberikan.

3. Mendorong UMKM naik kelas.

Melalui business matching, fasilitasi pembiayaan, dan pendampingan usaha, BISAID bukan hanya soal modal, tetapi tentang transformasi UMKM menjadi lebih profesional.

Di sinilah perbedaan mencoloknya: BISAID bukan hanya mendata, tetapi mempertemukan dan memperbaiki.

Data Masuk BISAID Tak Bisa Asal-Asalan

Bank Indonesia tidak memasukkan semua UMKM ke dalam BISAID. Ada lima kriteria yang memastikan hanya pelaku usaha yang feasible dan ready to finance yang terdata:

1. Usaha telah berjalan minimal tiga tahun. Rekam jejak ini memastikan usaha sudah melewati fase risiko awal.

2. Tidak sedang mendapat pembiayaan dari lembaga keuangan. Fokusnya adalah UMKM yang memang membutuhkan modal baru.

3. Pembiayaan ditujukan untuk pengembangan usaha. Bukan untuk menutup kerugian, tetapi untuk memperbesar kapasitas usaha.

4. Memiliki pencatatan keuangan sederhana. Meski sederhana, catatan ini menjadi syarat dasar analisis bank.

5. Dokumen persyaratan kredit lengkap. Mulai dari KTP, NPWP (jika ada), izin usaha, hingga dokumen pendukung lainnya.

Dengan kriteria yang relatif ketat ini, bank bisa lebih percaya diri melakukan proses kredit analisis.

Data yang Disajikan, Detail, Terukur, dan Siap Dipakai

Profil UMKM dalam BISAID bukan sekadar biodata biasa. Data yang tersaji mencakup, Profil pengusaha, usia, alamat, pengalaman dan lama menjalankan usaha, profil usaha, jenis usaha, tingkat persaingan, aset, omzet, proyeksi pertumbuhan, hingga kebutuhan modal. Estimasi aset yang bisa dijadikan jaminan dan kelengkapan dokumen persyaratan kredit.

Bagi bank, informasi ini menjadi gambaran awal yang sangat berharga. Mereka bisa membaca potensi dan risiko bahkan sebelum bertemu pemilik usaha. Proses intermediasi menjadi lebih efisien dan terarahm

BISAID dan Misi Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi

Jika dirangkum, BISAID adalah bentuk intervensi strategis BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis UMKM. Ia memotong jalur birokrasi, menambah kecepatan, dan memperkecil risiko. Dengan basis data yang lebih terstruktur, pembiayaan bisa lebih tepat sasaran dan berkualitas.

UMKM mendapatkan akses modal, bank mendapatkan debitur yang siap, dan ekonomi daerah bergerak lebih cepat. Ini adalah ekosistem yang saling menguntungkan.

BISAID, pada akhirnya, bukan hanya sebuah database. Ia adalah jalan tol pembiayaan, jalur cepat bagi UMKM yang selama ini tertahan di tepi jalan birokrasi perbankan. (Red/Hery Buha Manalu)

Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini