Kopitimes | Medan :
Dua ratus pelajar yang berasal dari SMPN 1, SMPN 2 dan SMKN Seni dan Budaya Raya di Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut) membuat geger. Mereka unjuk kebolehan dengan menampilkan pertunjukan sulim (seruling) secara kolosal di panggung Lake Toba Tradisional Music Festival 3.0 yang dihelat di Lapangan SMPN 1, Kecamatan Raya, Jumat malam (28/7/2023). Para siswa ini dilatih secara singkat oleh pemusik tradisi Batak Toba Martogi Sitohang.
Para undangan Lake Toba Traditional Music Festival yang hadir pun tampak hanyut dengan kompaknya permainan kolosal sulim mereka. Bak pemusik profesional, siswa-siswi terlihat penuh percaya diri. Padahal, menurut pengakuan Martogi, sebagian besar siswa sebelumnya belum pernah meniup sulim, apalagi sampai manggung di pentas besar dan disaksikan khayalak ramai.
Kolosal pertujukan sulim dalam Lake Toba Traditional Music Festival ini digelar oleh Rumah Karya Indonesia (RKI) dengan dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Jumat-Minggu, 28-30 Juli 2023. Pelaksanaanya dilakukan di dua tempat, yakni di SMP N 1 Raya dan Pantai Bebas, Parapat. Tahun ini merupakan yang ketiganya event ini digelar RKI.
Selain menampilkan berbagai pertunjukan seni budaya kolosal sulim, pada festival kali juga dilengkapi dengan berbagai aneka lomba. Atraksi dihar (silat Simalungun) lain lomba mewarnai, lomba sarunei dan sulim, lomba inggou, talkshow, workshop.
Mewakili Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Koordinator Pokja Apresiasi dan Literasi Musik Kemendikbud Edi Irwan mengatakan perhelatan ini cukup membanggakan. Bahkan diakuinya, acara ini jauh dari ekspetasinya dimana ada kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat dan komunitas seni dan budaya.
“Penguatan ekosistem sangat penting dalam pewarisan nilai-nilai budaya. Apalagi sekarang ini kebudayaan tidak lagi sekadar pelestarian, namun juga pemajuaan kebudayaan,” tandasnya
Direktur RKI Ojax Manalu
menjelaskan, kali ini RKI mengangkat tema “Budaya Tradisi yang Menginspirasi Anak”. Lake Toba Traditional Music Festival, terang Ojax adalah bagian dari Festival Musik Tradisional Indonesia yang bertujuan untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia melalui seni musik.
“Terima kasih kepada masyarakat Simalungun. Kekayaan budaya di Simalungun ini sangat luar biasa. Kerja kolaboratif diperlukan untuk menggali dan mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Ke depan bisa saja dibuat festival khusus menjadi ikon Raya,” kata Ojax.
Manager Program Lake Toba Traditional Music Festival 3.0 Audrin Manurung menambahkan, pada Lake Toba Traditional Music Festival 3.0 ini, fokusnya khusus untuk anak-anak. Acara ini juga akan menampilkan musik tradisi dan film sebagai bentuk karya yang dihadirkan, ujarnya.
Audrin menjelaskan, kegiatan ini diisi beberapa sanggar, tim musik, dan band lokal seperti Sanggar Tortor Elak-elak, Sanggar Marilah, Sanggar Dihar Simalungun, Sanggar Inggou Nalaingian, Tim Musik KNPI, Punxgoaran, Eta Margondang dan grup musik lainnya. Juga ikut mengisi acara pemusik Tongam Sirait serta maestro seni dari Simalungun Lina Br Damanik yang menyanyikan lagu ciptaannya Horja Harangan.
Selain pertunjukan seni, selama festival berlangsung, sambung Audrin, juga disajikan produk-produk UMKM lokal yang ada di Kawasan Danau Toba dengan menghadirkan pasar geopark atau pasar warga. (Red/Hery)