spot_img
BerandaOpiniAgama sebagai Kekuatan Pemersatu

Agama sebagai Kekuatan Pemersatu

 

Oleh : Hery Buha Manalu

Acara Ngopi Bareng Forum Indonesia Damai yang berlangsung di kediaman Prof. Dr. KH. Marsudi Syuhud pada 12 Februari 2025 bukan sekadar pertemuan informal. Acara ini menjadi ruang dialog Agama dalam Dialog Lintas Iman, Refleksi dari Acara Ngopi Bareng Forum Indonesia Damai dan lintas agama yang mempertemukan berbagai tokoh agama, pemuka kepercayaan, serta pemimpin spiritual Nusantara untuk membahas isu-isu sosial yang tengah menjadi perhatian masyarakat. Dalam pertemuan ini, terlihat bagaimana teologi budaya dan sosiologi agama memainkan peran penting dalam membangun harmoni sosial, pemersatu dan memperkuat nilai-nilai moral dalam kehidupan berbanrgsa dan bernegara.

 

Teologi Budaya, Agama dalam Konteks Sosial dan Kultural

Dalam konteks teologi budaya, pertemuan ini mencerminkan realitas keberagaman Indonesia yang kaya akan tradisi keagamaan dan kepercayaan. Agama bukan hanya sekadar sistem kepercayaan, tetapi juga bagian dari budaya yang membentuk cara hidup masyarakat. Acara Ngopi Bareng menunjukkan bahwa budaya agama tidak hanya berkembang di tempat ibadah, tetapi juga dalam pertemuan-pertemuan sosial yang bersifat informal namun bermakna.

Teologi dan budaya membuka ruangn bahwa ajaran agama harus membumi dan berdialog dengan konteks sosial masyarakat. Dalam acara ini, para pemuka agama tidak hanya berbicara tentang doktrin teologis, tetapi juga membahas isu-isu konkret seperti kebijakan penghematan anggaran pemerintah dan dampaknya terhadap kesejahteraan rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa teologi tidak boleh terisolasi dalam ruang spiritual semata, tetapi harus berkontribusi dalam membangun kehidupan sosial yang lebih adil dan sejahtera.

Selain itu, acara ini juga menampilkan dimensi budaya dari interaksi antaragama. Tradisi minum kopi bersama dalam suasana santai menjadi simbol dari keterbukaan, kesetaraan, dan kebersamaan. Dalam budaya Nusantara, minum kopi bukan sekadar menikmati minuman, tetapi juga sarana membangun relasi sosial dan memperkuat rasa kebersamaan. Ini menjadi bukti bahwa budaya dapat menjadi medium efektif dalam membangun dialog lintas agama yang lebih cair dan inklusif.

Sosiologi Agama, Peran Agama sebagai Pemersatu

Dari perspektif sosiologi agama, acara ini menegaskan bahwa agama memiliki peran strategis dalam membentuk struktur sosial masyarakat dan pemersatu. Para pemuka agama yang hadir dalam forum ini bukan hanya pemimpin spiritual, tetapi juga agen perubahan sosial yang memiliki tanggung jawab untuk membimbing umat dalam menghadapi tantangan zaman.

Keterlibatan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) dan Persatuan Gereja Indonesia (PGI) dalam forum ini menunjukkan bagaimana komunitas Kristen turut aktif dalam membangun harmoni sosial. Gereja tidak hanya berperan dalam pelayanan ibadah, tetapi juga dalam membangun kesadaran moral di tengah masyarakat. Diskusi tentang etika dan moral dalam forum ini menunjukkan bahwa agama, termasuk Kristen, memiliki kewajiban untuk menjaga integritas sosial dan menjadi suara moral dalam berbagai kebijakan publik.

Lebih jauh, acara ini menegaskan bahwa keberagaman agama bukanlah sumber perpecahan, melainkan aset bagi bangsa. Para tokoh agama yang hadir menunjukkan bahwa meskipun memiliki perbedaan doktrin, mereka memiliki visi yang sama dalam membangun masyarakat yang lebih beradab dan berkeadilan. Hal ini memperlihatkan bahwa harmoni sosial tidak tercipta dengan meniadakan perbedaan, tetapi dengan mengelola perbedaan tersebut dalam semangat saling menghormati dan bekerja sama.

Forum Ngopi Bareng ini memberi pelajaran penting bahwa agama harus terus berdialog dengan realitas sosial. Teologi budaya mengajarkan bahwa nilai-nilai agama harus membumi dan relevan dengan konteks masyarakat, sementara sosiologi agama menunjukkan bahwa pemuka agama memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran moral dan harmoni sosial.

Di tengah berbagai tantangan sosial dan politik yang dihadapi bangsa, dialog lintas agama seperti ini menjadi contoh nyata bagaimana keberagaman dapat dikelola dengan bijak. Dengan menjadikan agama sebagai kekuatan pemersatu, bukan alat pemecah belah, masyarakat Indonesia dapat terus bergerak menuju kehidupan yang lebih harmonis, adil, dan sejahtera. Sangat mengapresiasi kegiatan Ngopi Bareng Forum Indonesia Damai. (Red/*)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini