Oleh: [Hery Buha Manalu]
Harapan bangkitnya ekonomi global hari ini seakan memberi pelajaran berharga, dunia tidak bisa bertahan sendirian. Setelah melalui berbagai gejolak, pandemi, perang dagang, hingga ketidakpastian geopolitik, kini kita menyaksikan bagaimana kerja sama antarnegara kembali menjadi kunci bagi stabilitas ekonomi dunia. Dalam Pertemuan Tahunan IMF dan World Bank yang digelar di Washington D.C., 13–18 Oktober 2025, semangat multilateralisme kembali bergema kuat.
Pertumbuhan ekonomi global agar bangkit yang lebih baik dari perkiraan menjadi kabar yang menenangkan. Dunia, tampaknya, mulai menapaki jalan pemulihan yang lebih pasti. Kebijakan ekonomi yang kredibel, peningkatan investasi lintas negara, serta menguatnya perdagangan internasional menjadi faktor utama di balik tren positif ini. Namun, di balik angka-angka optimistis itu, ada pesan penting yang perlu disadari: ketahanan global tidak datang dari kekuatan individu negara, melainkan dari kemampuan dunia untuk berkolaborasi.

Dalam konteks ekonomi global yang semakin kompleks, semangat proteksionisme justru menjadi ancaman baru. Banyak negara tergoda untuk mengutamakan kepentingan domestik secara sempit, menutup pasar, menegakkan tarif tinggi, dan membatasi perdagangan. Padahal, sejarah sudah berulang kali membuktikan bahwa sikap tertutup justru memperdalam krisis. Dalam upaya untuk bangkitnya ekonomi global, dunia membutuhkan keterbukaan, bukan tembok. Butuh jembatan, bukan batas.
Di sisi lain, perubahan struktur ekonomi global juga berlangsung cepat. Institusi keuangan non-bank kini memainkan peran yang makin besar, menciptakan sistem keuangan yang lebih beragam dan dinamis. Namun, di balik peluang itu, tersimpan potensi risiko baru yang memerlukan kebijakan pengawasan lintas negara. Inilah saatnya dunia memperbarui arsitektur keuangannya agar lebih adaptif dan tangguh menghadapi tantangan baru.
Topik yang tak kalah menarik dalam pertemuan IMF, World Bank tahun ini adalah Artificial Intelligence (AI). Teknologi ini sedang mengubah wajah perekonomian global, dari cara kita bekerja hingga bagaimana nilai ekonomi diciptakan. AI menjanjikan lonjakan produktivitas yang luar biasa, tetapi sekaligus memunculkan dilema baru, bagaimana nasib tenaga kerja manusia ketika algoritma dan robot semakin cerdas? Di sinilah letak urgensi kebijakan internasional yang inklusif dan berkeadilan. Dunia perlu memastikan bahwa kemajuan teknologi tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, melainkan memberi manfaat bagi seluruh umat manusia.
Arah masa depan bangkitnya ekonomi global akan sangat ditentukan oleh seberapa besar keberanian dunia untuk memperkuat kerja sama multilateral. Tantangan-tantangan besar, mulai dari perubahan iklim, ketimpangan sosial, hingga volatilitas keuangan, tidak mungkin diselesaikan dengan pendekatan nasionalistik sempit. Hanya melalui dialog, kesetaraan, dan saling percaya, dunia bisa menemukan keseimbangan baru.
Ekonom senior Bank Indonesia dalam forum itu mengatakan dengan bijak, “Ekonomi global adalah kapal besar yang berlayar di lautan penuh ombak. Gelombang memang tak bisa dihindari, tapi arah layar bisa kita tentukan bersama.” Saya rasa, pernyataan itu sangat menggambarkan situasi hari ini. Kita tidak bisa menghentikan arus perubahan, tetapi kita bisa memilih cara untuk bangkit, bersama, bukan sendiri.
Ketahanan ekonomi global bukan sekadar angka pertumbuhan di atas kertas, melainkan cerminan semangat manusia bangkit untuk terus beradaptasi dan berkolaborasi. Dunia kini berada di persimpangan, antara tetap terpecah oleh kepentingan jangka pendek, atau bersatu dalam visi bersama menuju kemakmuran berkelanjutan.
Pilihan itu ada di tangan kita semua, para pemimpin, ekonom, pelaku bisnis, dan warga dunia. Jika kita memilih untuk membuka diri, bekerja sama, dan memperkuat rasa saling percaya, maka masa depan ekonomi global akan bangkit lebih dari sekadar bertahan, ia akan tumbuh, bertransformasi, dan menginspirasi.
Karena pada akhirnya, kekuatan sejati ekonomi global bukan terletak pada besarnya produk domestik bruto, melainkan pada kesediaan dunia untuk bangkit dan bergerak bersama. (Red/*)



