 |
| Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (KPw Bl Prov Sumut), Wiwiek Sisto Widya: Pihak BI Belum melihat adanya Indikasi antara Beredarnya uang palsu dengan Pemilu, Jumat (24/5/2019) di Medan Foto : Hery B Manalu/Kopi-times.com |
Kopi-times.com | Medan :
Meningkatnya peredaran uang palsu yang terjadi akhir-akhir ini berketepan dengan rangkaian peristiwa politik dan pemilu, Bank Indonesia (BI) tidak melihat hubungan yang saling mempengaruhi.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (KPw Bl Prov Sumut), Wiwiek Sisto Widya kepada Kopi-times.com ketika meresmikan Pelayanan Penukaran Uang Rupiah dan Pasar Murah yang dilaksanakan di halaman Kantor Gubernur Jl.Dipenogoro Medan, Jum’at (24/5) pagi, menyebutkan adanya temuan 444 lembar uang palsu pada bulan April.
“Kami tidak melihat adanya indikasi beredarnya uang palsu itu dibalik pesta demokrasi. Seperti yang sudah disampaikan pada bulan April ada 444 lembar uang palsu yang ditemukan melalui pengelolaan kami dan dari perbankan”, sebut Wiwiek.
Sejauh ini pihak BI belum bisa berasumsi adanya indikasi peredaran uang palsu dengan peristiwa politik dan pemilu yang teselenggara baru-baru ini
.
“Jadi BI tidak melihat adanya kaitan beredarnya uang palsu dengan peristiwa politik seperti pemilu dan sebagainya”, sebut Wiwiek.
Dia juga mengingatkan kalau ada masyarakat yang mengunakan palsu sanksinya, sanksi dari pemerintah dan bisa dipidanakan oleh Kepolisian bisa dipenjarakan.
“Untuk yang kami upayakan dan telah kami lakukan, dan kami pun sadar belum bisa mengendalikan peredaran uang palsu sampai pada titik nol. Security deteksi dari alat Bank yang canggih dan sudah kita perbaiki bahkan kita jadikan yang lebih canggih lagi, tetapi upaya orang atau oknum masih tetap juga”, tutup Wiwiek Sisto Widya. (Red)
