Kopi Times | Medan :
Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan ekonomi global lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya. Hal ini disebabkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang berpotensi lebih tinggi dengan permintaan yang meningkat sejalan dengan pembukaan ekonomi Tiongkok pasca penghapusan zero covid police.
Demikian dikemukakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Doddy Zulverdi, dihadapan para jurnalis saat Bincang-Bincang Media (BBM) Februari secara luring dan daring, Selasa (28/2/2023) di Gedung BI Lt.3 Medan.
Ketidakpastian pasar keuangan global mereda sehingga berdampak pada peningkatan aliran modal ke negara berkembang dan berkurangnya tekanan depresiasi nilai tukar. Namun, perekonomian AS dan Eropa masih diprakirakan melambat dengan resiko resesi yang masih tinggi.
Tekanan inflasi global menurun secara gradual dipengaruhi oleh membaiknya gangguan rantai pasokan. Meskipun demikian, inflasi tetap dilevel tinggi seiring dengan harga energi dan pangan yang belum turun, signifikan dan pasar tenaga kerja terutama di AS dan Eropa yang masih ketat. Inflasi yang melanda diprakirakan mendorong kebijakan moneter ketat di negara maju mendekati titik puncaknya, dengan suku bunga diprakirakan masih tetap tinggi disepanjang tahun 2023.
Doddy, juga menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat tetap tinggi yakni pada 5,01%(yoy) pada triwulan IV – 2022 dan 5,31% (yoy) secara keseluruhan tahun 2022, ditengah pertumbuhan ekonomi global yang dalam trend melambat.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat didukung oleh hampir seluruh komponen PDB dari sisi pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sejalan meningkatnya mobilitas masyarakat, termasuk aktivitas perayaan Hari Besar keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru, serta berlanjutnya penyaluran bantuan sosial.
Doddy juga menyampaikan ekspor tetap tumbuh tinggi didorong oleh permintaan mitra dagang utama yang masih kuat. Sementara itu, konsumsi pemerintah terkontraksi, namun lebih dipengaruhi oleh penurunan belanja kesehatan seiring dengan kondisi pandemi yang terus membaik.
“Seluruh Lapangan Usaha menunjukkan kinerja positif, terutama ditopang oleh industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta informasi dan komunikasi. Demikian juga transportasi dan pergudangan, serta penyediaan akomodasi, makanan dan minuman juga mencatat pertumbuhan yang tinggi, didorong oleh berlanjutnya peningkatan mobilitas masyarakat dan kunjugan wisman dan wisnus”, papar Doddy. (Red/Hery BM)