spot_img
BerandaEkonomi/BisnisDaya Beli Terjaga, Perekonomian Sumut Tetap Tumbuh

Daya Beli Terjaga, Perekonomian Sumut Tetap Tumbuh

 

Screenshot 20230909 130826
IGP Wira Kusuma, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara (KPw BI Sumut) memaparkan kondisi Perekonomian Sumut pada triwulan II-2023 tumbuh 5,19 persen (yoy)/Foto : Hery Buha Manalu/kopitimes

Kopi Times | Medan :
IGP Wira Kusuma, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara (KPw BI Sumut) memaparkan kondisi Perekonomian Sumut pada triwulan II-2023 tumbuh 5,19 persen (yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan Sumut pada periode laporan ini juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Nasional 5,17 persen (yoy) dan Sumatera 4,90 persen (yoy) pada periode yang sama. Daya beli terjaga dan perekonomian Sumut tetap bertumbuh dan kuat.

Dari sisi pengeluaran, akselerasi pertumbuhan utamanya berasal dari daya beli yang terjaga dan meningkatnya aktivitas mobilitas seiring dengan momen Hari Besar Keagamaan dan libur sekolah. Hal ini tercermin pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang mencapai pertumbuhan 6 persen (yoy), lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebelum pandemi sebesar 4,99 persen.

Sedangkan dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2023 utamanya didorong oleh sektor Industri Pengolahan yang mencatatkan kenaikan andil tertinggi dari triwulan I-2023. LU Pertanian serta Perdagangan Besar dan Eceran masih mencatatkan pertumbuhan yang kuat pada triwulan II-2023.

“Perekonomian Sumut di tahun 2023 diprakirakan tetap kuat bias atas dalam kisaran 3,9-4,7 persen (yoy). Terdapat beberapa potensi risiko yang perlu diwaspadai karena dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi Sumut. Seperti koreksi harga komoditas unggulan Sumut sejalan dengan rebound ekonomi China yang tidak sekuat perkiraan, potensi meningkatnya nilai barang impor, serta potensi gangguan produksi hortikultura dampak fenomena El Nino.” paparnya saat Bincang Bareng Media yang digelar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumut di Jalan Balai Kota No. 4 Medan, Jumat(08/09/ 2023).

Menurut Wira, beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumut tahun 2023. Membaiknya aktivitas perekonomian pasca pandemi Covid-19 yang membuat optimisme permintaan domestik tetap kuat. Meningkatnya Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumut sebanyak 7,45 persen menjadi Rp2.710.493. Kerlanjutnya insentif pemerintah seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), kartu sembako, Program Keluarga Harapan (PKH), dan sebagainya. Berlanjutnya proyek PSN dan infrastruktur daerah. Permintaan sawit domestik yang tetap tinggi seiring berlanjutnya program hilirisasi industri.

Namun terdapat juga faktor penahan pertumbuhan ekonomi di Sumut untuk 2023, seperti koreksi harga komoditas unggulan Sumut sejalan dengan antara lain rebound ekonomi China yang tidak sekuat perkiraan. Potensi meningkatnya nilai barang impor melalui transmisi depresiasi nilai tukar. Lalu, Potensi gangguan produksi hortikultura seiring dengan prakiraan keberlangsungan fenomena El Nino pada semester II 2023 dan tertahannya ekspor beras dari India.

Sementara itu dari relis BI, berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, ditutup pada level (bid) Rp15.320 per dolar AS, kondisi perekonomian Sumatera Utara pada triwulan II-2023 tumbuh 5,19 persen (yoy),

Perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, ditutup pada level (bid) Rp15.320, Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,56%. Aliran Modal Asing (Minggu I September 2023). Premi CDS Indonesia 5 tahun per 7 September 2023 sebesar 80,11 bps, naik dibandingkan per 1 September 2023 sebesar 78,17 bps.

Berdasarkan data transaksi 4 – 7 September 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp7,57 triliun terdiri dari jual neto Rp7,06 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp0,50 triliun di pasar saham. Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 7 September 2023, nonresiden beli neto Rp84,74 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp1,74 triliun di pasar saham.

Wira menyampaikan BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut. (Red/***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini