Kopi Times | Medan :
Suasana haru menyelimuti Masjid di Desa Paya Gambar, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. Dua bersaudara, Refan dan Refin, yang masih belia, dengan khidmat membacakan doa dan Surah Al-Fatihah untuk kedua orang tua mereka yang telah wafat. Momen ini membuat banyak orang yang hadir menahan air mata, termasuk H. Ikhwan SH, MH, yang dikenal sebagai Sang Pejuang Dhuafa.
Dalam kegiatan santunan akhir Ramadhan, yang bertepatan dengan program Jumat Barokah, Sang Pejuang Dhuafa membagikan tunjangan hari raya (THR) kepada puluhan anak yatim. Melihat Refan dan Refin berdoa, ia tak kuasa menahan haru. Kenangan masa kecilnya seketika menyeruak.
“Saya pernah berada di posisi mereka. Saat seusia mereka, saya juga seorang yatim yang menerima santunan berupa sarung di masjid seperti ini,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Ia mengisahkan bahwa setiap menjelang Lebaran, perasaan kehilangan ayahnya begitu mendalam. Ketika anak-anak lain bahagia mendapatkan baju baru dan berkumpul bersama keluarga, ia hanya bisa berdoa, mengirimkan Al-Fatihah untuk ayahnya. Kini, melihat Refan dan Refin melakukan hal yang sama, ia merasa seakan melihat dirinya sendiri di masa lalu.
Momen itu membuatnya semakin yakin bahwa berbagi dan membantu sesama adalah panggilan hidupnya.
Di hadapan anak-anak yatim yang hadir, Sang Pejuang Dhuafa menyampaikan pesan yang selalu ia pegang teguh, “Jadilah orang baik dan berguna bagi banyak orang, karena sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi sesama.”
Kegiatan santunan ini menjadi pengingat bahwa kepedulian dan kasih sayang adalah hadiah terbaik bagi mereka yang kehilangan orang tua. Tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga menghadirkan kehangatan dan harapan bagi anak-anak yang harus tumbuh tanpa kasih sayang orang tua.(Rel/Leo)