Kamis, Februari 13, 2025
spot_img

Fenomena Apresiasi Dukungan Mahasiswa Indonesia Mengkritik RUU Omnibus Law

Gambar Ilustrasi : Ist

Kopitimes – Apresiasi mahasiswa Indonesia melalui sejumlah BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dari berbagai perguruan tinggi dalam memberi dikungan tehadap kaum buruh Indonesia untuk mengkritisi RUU Omnibus Law sungguh menggembirakan. Demikian ungkap Darmawan Hasan   seorang aktivis buruh pada acara diskusi rutin Sabtu 11 Juli 2920 pekan lalu di Tangrang, Banten yang diselenggarakan oleh Komunitas Buruh Indonesia dan Atlantika Institut Indonesia.
Karena menurut aktivis buruh yang juga aktif mengamati perkembangan dan pergolakan kaum buruh di Indonesia ini, fenomena serupa sungguh langka. “Artinya, ada tanda kesadaran dari pemahaman mahasiswa bahwa masalah buruh itu juga merupakan bagian dari masalah mereka juga”, kata Darmawan memaparkan.
Sebab menurut dia kesadaran kalangan mahasiswa yang melihat masalah perburuhan seperti menolak pembahasan sepihak RUU Omnibus Law Cipta Kerja tanp melibatkan kaum buruh dan serikat buruh juga menandai adanya kemunduran dari upaya membangun budaya demokrasi di Indonesia seperti mengabaikan hak dan kepentingan buruh, hanya demi memuluskan jalan bagi Badan investor namun mengabaikan kaum buruh dan serikat buruh.
Fenomena dari apresiasi serta dukungan mahasiswa Indonesia terhadap buruh dan serikat buruh   menghadang RUU Omnibus Law yang dipaksakan itu merupakan suatu kesadaran serta rasa tanggung jawab yang sangat menggembiraka. Sebab kejadian serupa ini jarang terjadi, atau belum pernah sedakhsyat aptesiasi serta dukungan yang pernah terjadi sebelimnya.
Pendapat senada juga disampaikan Azizah Romli yang melihat antusiasnya para mahasiswa dari berbagai kampus yang mengajak dirinya untuk ikut aksi pada Hari Kamis 16 Juli 2020 dalam merespon keinginan DPRI RI untuk kembali membahas RUU “Cilaka” itu yang sangat dominan akan memangkas hak-hak kaum buruh Indonesia jika Omnibus Law itu disahkan tanpa ada perbaikan yang significan dari draff awal yang diusulkan.
Sementara Rachmi Sulaiman mahasiswa dari Jakarta yang ikut diskusi mingguan Komunitas Buruh Indonesia bersama Atlantika Institut Nusantara ini mengungkapkan rasa perduli kalangan mahasiswa pada masalah buruh, lantaran sadar bahwa masalah buruh Indonesia sesungguhnya juga masalah mahadiswa. “Apalagi kelak setelah lulus dan masuk ke lapangan kerja, maka apa yang menjadi masalah buruh Indonesia hari ini akan dia rasakan juga kelak. “Apalagi untuk kawan-kawan yang akan segera memaduki dunia kerja, mahasiswa semua pahit getirnya akan segera dirasalan pula”, tandas Rachmi meyakinkan.***
Dari Catatan Diskusi Jacob Ereste 

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Latest Articles