Kopi-times.com | Medan :
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat kepada wartawan mengatakan Fokus BI tetap akomodatif. Fokus Kebijakan BI yaitu Kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran, stabilitas eksternal yang terjaga.
Hal ini dipaparkan Wiwiek Sisto Widayat Senin (10/2/2020) sore di Cafe Junction Jalan Uskup Agung Medan dalam acara kongkow-kongkow dengan insan pers.
Lebih lanjut disebutnya, keputusan Rapat Dewan Gubernur BI 22-23 Januari 2020 : BI 7-Day Reverse juga tidak mengalami perubahan.
“BI 7-Day Reverse, tidak mengalami perubahan, yaitu tetap Repo Rate 5,00%, dengan demikian Suku Bunga Deposit Facility (DF) tidak berubah, tetap 4,25% dan Suku Bunga Lending Facility (LF) juga tidak mengalami perubahan, tetap 5,75%”, sebut Wiwiek.
Beberapa pertimbangan yang melandasi keputusan adalah bahwa kebijakan moneter kita akan tetap akomodatif konsisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali.
“Fokus Kebijakan BI, Kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran, stabilitas eksternal yang terjaga, serta upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik”, jelas Wiwiek.
Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan likuiditas dan mendukung transmisi bauran kebijakan yang akomodatif.
“Kebijakan makroprudensial yang akomodatif ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan siklus finansial yang di bawah optimal dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian”, paparnya.
Kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
Lanjut Wiwiek, bahwa untuk ke depan, Bank Indonesia akan mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik dalam memanfaatkan ruang bauran kebijakan yang akomodatif untuk menjaga tetap terkendalinya inflasi dan stabilitas eksternal, serta turut mendukung momentum pertumbuhan ekonomi.
Koordinasi Bank Indonesia dengan Pemerintah dan Otoritas terkait terus diperkuat guna mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing (PMA).
Wiwiek juga menyebutkan Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 tetap berdaya tahan di tengah kinerja perekonomian dunia yang melambat yakni 5,02%.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 tetap berdaya tahan di tengah kinerja perekonomian dunia yang melambat yakni 5,02%. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh permintaan domestik yang tetap baik sedangkan kinerja ekspor menurun. Perkembangan keseluruhan tahun 2019 dicapai setelah pada triwulan IV 2019 pertumbuhan ekonomi tercatat 4,97% (yoy)”, jelas Wiwiek Sisto Widayat. (Red)