spot_img
BerandaBerita/DaerahFraksi PDIP Sumut, Pesantren Harus Jadi Benteng Kemanusiaan dan Kebangsaan

Fraksi PDIP Sumut, Pesantren Harus Jadi Benteng Kemanusiaan dan Kebangsaan

Kopi Times | Medan :

Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumatera Utara menegaskan bahwa pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tetapi juga harus menjadi benteng lahirnya nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan, dan keadilan sosial. Penegasan itu disampaikan Juru Bicara Fraksi, H. Syahrul Efendi Siregar, dalam rapat paripurna DPRD Sumut dengan agenda penyampaian pendapat fraksi-fraksi terhadap jawaban Gubernur atas Ranperda Fasilitasi Pengembangan Pesantren, Selasa (11/11/2025).

“Pesantren bukan sekadar tempat mengaji, tetapi wadah pembentukan manusia Indonesia seutuhnya beriman, berakhlak, dan berkepribadian Pancasila. Karena itu, pengembangannya harus berpihak pada kemanusiaan,” tegas Syahrul dalam keterangannya, Rabu (12/11/2025)

Dalam sikap resminya, Fraksi PDI Perjuangan menyatakan menerima sebagian besar saran Gubernur Sumut, termasuk perubahan judul Ranperda dari “Pemberdayaan dan Pengembangan Pondok Pesantren di Sumatera Utara menjadi Fasilitasi Pengembangan Pesantren”.

Coffee banner ads with 3d illustratin latte and woodcut style decorations on kraft paper background

Fraksi menilai perubahan tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.

Namun demikian, Fraksi PDI Perjuangan tetap menekankan pentingnya mempertahankan nilai-nilai kultural, termasuk makna kata pondok yang sarat filosofi kebersahajaan dan gotong royong.

“Bagi kami, kata pondok bukan hanya istilah, tetapi ruh dari tradisi pendidikan rakyat yang membentuk karakter bangsa hidup sederhana, berdisiplin, dan berjiwa sosial tinggi,” ujar Syahrul.

Fraksi juga mengajukan dua catatan penting yang menyoroti dimensi kemanusiaan di lingkungan pesantren, yaitu, Pembatasan jumlah santri dalam satu kamar asrama, agar tidak menurunkan kualitas kesehatan dan istirahat santri.

Penyediaan kamar mandi privat, menggantikan sistem kamar mandi massal demi menjaga privasi dan mencegah perilaku menyimpang di usia remaja.

“Pendidikan pesantren harus memerdekakan jiwa dan menyehatkan raga. Kita tidak ingin ruang-ruang pendidikan justru menimbulkan beban psikologis bagi anak-anak bangsa yang sedang tumbuh menjadi kader moral dan spiritual,” tegasnya.

Dengan sikap ini, Fraksi PDI Perjuangan menegaskan komitmennya menjaga marwah pesantren sebagai pusat pembentukan manusia beriman, berilmu, sekaligus berjiwa kebangsaan.

“Pesantren adalah benteng moral bangsa. PDI Perjuangan akan terus berpihak pada pendidikan yang humanis, gotong royong, dan berkeadilan sosial,” pungkas Syahrul. (Red/*)

Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini