Kopi-times.com | Medan :
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, terkait harga karet di Indonesia semakin menurun pada acara diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema hilirisasi dan perdagangan antar daerah, Rabu (20/3/2019) yang bertempat Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut di Medan.
“Sudah sepakat dengan PUPR itu akan dicampur dengan karet tadi dengan mencampur bahan aspal. Sehingga yang tadinya kita menjual karet itu susah keluar negeri terbatas global ekonomi sekarang melemah”, sebut Iskandar
Bahwa karet sudah di putuskan dalam Rapat PUPR. “Sudah sepakat dengan PUPR itu akan dicampur dengan karet tadi dengan mencampur bahan aspal. Sehingga yang tadinya kita menjual karet itu susah keluar negeri terbatas global ekonomi sekarang melemah”, tambahnya.
Kita juga kerja sama dengan negara Thailand dan Malaysia karena kita 90 % penghasil karet dunia. Dengan kerja sama ini pasti semakin solid negara produser itu maka kita melepas saat produksin karet kita sehingga harganya stabil.
Banyak karet kita yang produktifitasnya rendah maka kedepan kita merencanakan untuk melakukan replanting karet yang bibitnya bagus yang produktifitas tinggi tanpa menambah lahan.
Kalau kita bandingkan bisa naik 2-3 kali produktifitasnya perusahaan nasional yang menanam karet di banding dengan punya rakyat.
Kerja sama dengan Thailand dan Malaysia sudah berjalan, kemaren sudah ada pertemuan pada tiga minggu yang lalu di Thailand.
Deputi I Menko Perekonomian Iskandar juga mengatakan kesepakatan ke 3 negara itu untuk mengendalikan penjualan karet.
Infrastruktur Faktor Penting
Iskandar Simorangkir juga menambahkan bahwa infrastruktur menjadi faktor terpenting agar hilirisasi dan perdagangan antar daerah berjalan dengan maksimal.
“Konektivitas bisa mendorong hilirisasi produk dan perdagangan antar daerah. Untuk itu, perlu dibangun konektivitas darat, pelabuhan dan lainnya,” sebutnya
Sementara itu, Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop UKM, Rully Indrawan mengatakan hilirisasi sangat erat dengan kelembagaan. “Jadi yang kita butuhkan bagaimana penguatan kelembagaan ekonomi yang berbasis pada potensi daerah,” sebutnya. (Hery)