By : Hary Buha Manalu
Kopi-times.com – Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah consumer price index atau nomor indeks, mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga (household).
IHK sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara dan juga sebagai pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya.
Untuk memperkirakan nilai IHK pada masa depan, ekonom menggunakan indeks harga produsen, yaitu harga rata-rata bahan mentah yang dibutuhkan produsen untuk membuat produknya.
Untuk mengukur tingkat harga secara makro, biasanya menggunakan pengukuran Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Indeks (CPI). Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat diartikan sebagai indeks harga dari biaya sekumpulan barang konsumsi yang masing-masing diberi bobot menurut proporsi belanja masyarakat untuk komoditi yang bersangkutan.
IHK mengukur harga sekumpulan barang tertentu (sepertti bahan makanan pokok, sandang, perumahan, dan aneka barang dan jasa) yang dibeli konsumen.
Indeks Harga Konsumen (IHK)merupakan ukuran biaya keseluruhan barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen. IHK digunakan untuk mengamati perubahan dalam biaya hidup sepanjang waktu.
Indeks harga Konsumen (IHK) merupakan persentase yang digunakan untuk menganalisis tingkat/ laju inflasi. IHK juga merupakan indikator yang digunakan pemerintah untuk mengukur inflasi di Indonesia.
Di Indonesia badan yang bertugas untuk menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah Badan Pusat Statistik (BPS).
Penghitungan IHK dimulai dengan mengumpulkan harga dari ribuan barang dan jasa. Jika PDB mengubah jumlah berbagai barang dan jasa menjadi sebuah angka tunggal yang mengukur nilai produksi, IHK mengubah berbagai harga barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur sseluruh tingkat harga.
Badan Pusat Statistik menimbang jenis-jenis produk berbeda dengan menghitung harga sekelompok barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen tertentu.
IHK adalah harga sekelompok barang dan jasa relatif terhadap harga sekelompok barang dan jasa yang sama pada tahun dasar. IHK adalah indeks yang sering dipakai namun bukanlah satu-satunya indeks yang dipakai untuk mengukur laju inflasi.
Masih ada indeks yang dapat digunakan yakni indeks Harga Produsen (IHP), yang mengukur harga sekelompok barang yang dibeli perusahaan (produsen bukannya konsumen).
Mengamati Perubahan Biaya Hidup Sepanjang Waktu
Tekanan inflasi bulanan Maret 2019 yang relatif rendah tersebut juga terkonfirmasi oleh Indeks Perubahan Harga 3 bulan yang akan datang pada Survei Penjualan Eceran yang meningkat tipis dari 143.49 pada November menjadi 143,81 pada Desember 2018 lalu
Wilman Tisnawan dari Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, melalui pesan elektronik, menuturkan IHK Sumatera Utara mengalami deflasi – 0.32 % ( mtm ), setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflas yang relatif rendah, yaitu 0.20 % (mtm) dan lebih rendah dibandingkan nasional – 0,08 % ( mtm ).
Secara historis deflasi Februari lalu 3 tahun rata-rata -0,40 % (mtm). Realisasi inflasi Februari lalu sesuai polanya, seiring dengan periode panen raya yang terjadi pada triwulan l .
Faktor yang menjadi pendorong inflasi diperkirakan berasal dari bahan pangan dan hortikultura yang lebih terbatas dibandingkan Februari seiring dengan musim panen yang berangsur usai jelang Maret.
Ke depan, inflasi bulanan diperkirakan masih sesuai dengan polanya. IHK Maret kami perkirakan meningkat namun masih relatif rendah.
IHK Sumatera Utara mengalami deflasi – 0.32 % ( mtm ), setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflas yang relatif rendah, yaitu 0.20 % (mtm) dan lebih rendah dibandingkan nasional – 0,08 % ( mtm ). Secara historis deflasi Februari lalu 3 tahun rata-rata -0,40 % (mtm).
Secara spesial, deflasi terjadi di seluruh kota IHK dengan deflasi tertinggi terjadi di Sibolga (0.70 %) , Padangsidimpuang (0,045%), Medan (0,30%), dan Pematangsiantar (0,29%). Hal ini mengindikasikan pola perdagangan antar daerah yang relatif baik.
Kelompok bahan makanan menjadi sumber deflasi utama Februari lalu. Sumber deflasi bulan ini terutama berasal dari kelompok bahan makanan yang berkontribusi -0,45 %.
Beberapa komoditas yang mengalami koreksi harga antara lain cabai merah, daging ayam ras, bawang merah, dan tomat buah.
Data Pusat Informasi Pangan Strategis (PIHPS) didapat informasi bahwa herga cabai merah Februari turun 5 % dari rata -rata harga Januari Rp16.900kg menjadi Rp 15.900 kg.
Sejalan dengan hal tersebut, harga daging ayam ras terpantau turun 3% dari Rp 27.3000/kg menjadi Rp26.500kg.
Penurunan harga komaditas terjadi di seluruh kota IHK sejalan dengan masuknya periode panen raya di sentra produksi.
Kelompok transportasi juga menjadi sumber deflasi Februari lalu. Komoditas bensin menjadi sumber defia utama dengan andil 0,03 % seiring dengan penurunan harga bensin.
Sementara komoditas angkutan udara masih memberikan sumbangan inflasi (-0,02) meski Pemerintah telah mengupayakan penurunan harga avtur, sebagai komponen pembentuk harga tiket pesawat terbesar, yang direalisasikan melalui Keputusan Menteri ESDM No.17 Tahun 2019.
Pasca ketetapan tersebut, rata-rata harga tiket pesawat rute Jakarta-Medan terpantau hanya turun tipis 1% dari Rp1,76 juta menjadi Rp1,71 juta. (***)