Kopi Times – Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia pada Juni 2025 tercatat tetap rendah di level 1,87% (yoy). Angka ini menunjukkan daya beli masyarakat masih kuat dan mendukung stabilitas ekonomi nasional.
Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa inflasi inti mengalami penurunan menjadi 2,37% (yoy). Penurunan ini dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga yang konsisten, sehingga mampu mengarahkan ekspektasi inflasi tetap sesuai target.
Sementara itu, inflasi volatile food (VF) tercatat sangat rendah yakni 0,57% (yoy). Hal ini didukung oleh ketersediaan pasokan pangan utama dan penguatan sinergi pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP/TPID) melalui program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Inflasi administered prices (AP) atau harga yang diatur pemerintah juga terkendali pada level 1,34% (yoy), meskipun terdapat penyesuaian harga pada tarif air minum PAM serta sigaret kretek mesin dan tangan.
Dengan tren ini, inflasi diprakirakan tetap dalam sasaran 2,5% ±1% untuk tahun 2025 dan 2026. BI menilai inflasi inti akan terus menurun seiring ekspektasi inflasi yang terjangkar, kapasitas ekonomi yang mencukupi, tekanan inflasi impor yang rendah, serta dampak positif dari digitalisasi ekonomi.
Stabilnya inflasi ini memberikan ruang bagi pertumbuhan ekonomi dan menjaga kenyamanan masyarakat dalam menghadapi harga-harga kebutuhan pokok yang relatif stabil. Pemerintah dan BI berkomitmen terus menjaga koordinasi kebijakan agar stabilitas harga tetap terjaga di tengah tantangan global. (Hery Buha Manalu)



