Jumat, Januari 17, 2025
spot_img

KIB : Jangan ada lagi Ancaman terhadap Gereja Advent di Martubung, Medan

Pengurus KIB Memberikan Dukungan Moral dan Semangat Kepada Jemaat Gereja Adven yang berada di Perumnas Martubung,
Foto : Ist
Kopitimes | Medan :
” Tdak ada lagi ancaman atau intimidasi terhadap gereja Advent yang berada di daerah Perumnas Martubung itu “.
Hal tersebut disampaikan oleh Tagor Aruan, ketua Komite Independen Batak (KIB) kepada awak media disela-sela rapat yang dipimpinnya beberapa waktu lalu di Medan.
Sebelumnya awak media mendengar adanya ancaman atau intimidasi terhadap gereja Advent jemaat Martubung, Medan, sekitar satu bulan lalu tepatnya pada hari Sabtu, 20 Juni 2020 yang lalu yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan “Aliansi Masyarakat”.
Tagor Aruan, membenarkan hal tersebut dan menjelaskan, “Sekitar jam setegah sembilan pagi, hari Sabtu itu, salah seorang jemaat gereja tersebut menelepon saya, kebetulan masih keluarga, dan melaporkan bahwa gereja mereka mendapat ancaman atau intimidasi berupa selebaran yang ditempelkan di dinding gereja mereka, agar gereja tersebut segera ditutup, tidak lagi digunakan untuk beribadah. Kemudian saya menyarankan agar mereka segera melaporkan hal tersebut kepada Aparat Kepolisian dan aparat desa untuk tindak keamanan sekaligus pencegahan terjadinya keributan Saya juga katakan, supaya mereka tetap beribadah”, sebutnya.
Kemudian untuk memberikan dukungan moral dan semangat kepada jemaat gereja tersebut, Tagor bersama beberapa pengurus KIB lainnya seperti Jhon Tulus Sitompul, Eddin Sihaloho, Susi Simanjuntak, Elly Sinaga, M. Pardede, Alfin Situmorang, Darma Supayung, Monetaris Butarbutar, Saut Bakara, Farel Panjaitan, Vittor Sitompul, Oktavianus Hutahaean, Robert Sitompul beserta lebih kurang 100 orang para Ulubalang Batak, sekitar pukul 11.30 wib sudah tiba di gereja tersebut.
Pada saat KIB Hadir, salah seorang pengurus gereja tersebut menuturkan bahwa pagi itu, hari Sabtu, 20 Juni 2020, sekitar pukul 3 dini hari, segerombolan orang dengan pakaian ala ninja, dengan penutup wajah, dengan membawa peralatan berupa kayu, menggedor rumah mereka yang tidak jauh dari gereja tersebut.
Tetapi bapak dan ibu yang sudah berumur sekitar 70 thn itu tidak berani membuka pintu rumah mereka. Mereka hanya mengintip lewat kaca jendela rumah mereka. 
Dan paginya saat mereka keluar rumah, mereka melihat ada ancaman ditempel di dinding rumah mereka. Kemudian saat mereka di gereja untuk beribadah, sekitar jam 08.30 wib, mereka melihat ada selebaran ditempel di dinding gereja, persis seperti yang ditempel di rumah mereka.
Kemudian dalam kesempatan itu, Pendeta dari gereja tersebut, Pdt. Ralem Damanik, STh, memberitahukan bahwa jemaat gereja tersebut sudah pernah membeli sebidang tanah untuk membangun gereja secara permanen, di daerah Perumnas itu juga.
Namun mereka tidak mendapatkan ijin untuk mendirikan gereja karena beberapa warga ditempat itu menolak memberikan tanda tangan atas anjuran  beberapa pihak didaerah itu, sehingga tidak memenuhi persyaratan mendirikan rumah ibadah sesuai dengan peraturan pemerintah yang dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama oleh dua menteri tentang pendirian rumah ibadah. 
Setelah berjuang hampir 10 tahun, akhirnya mereka menjual kembali tanah tersebut dan akhirnya mereka tetap beribadah di gereja mereka yang sekarang, gereja yang sangat sederhana yang tadinya hanya untuk sementara dengan ukuran lebih kurang 8m x 6m  terbuat dari papan.
Menurut informasi dari salah seorang jemaat, masalah ancaman tersebut kini sudah ditangani oleh pihak Kepolisian setempat.
Dan saat ini, sekitar satu bulan sejak kejadian tersebut, mereka bersyukur bahwa mereka sudah bisa tenang beribadah dan bisa melanjutkan proses renovasi gereja tersebut karena papannya sudah banyak yang lapuk.
Tagor Aruan berharap agar masyarakat Indonesia secara luas dapat menerapkan Filosofi yang dianut oleh orang Batak yaitu ‘Dalihan Natolu’ dalam bermasyarakat. 
Konsepnya sangat sederhana tapi memiliki filosofi yang tinggi dan indah. Jika diterjemahkan secara bebas ditengah masyarakat yang majemuk ini, artinya lebih kurang seperti ini ; Pemimpin (Pihak yang lebih besar) mengayomi dan melidungi Pihak yang dipimpin (Pihak yang l).(Rel)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Latest Articles