Oleh : Hery Buha Manalu
Suasana hangat dan penuh kebanggaan menyelimuti Tiara Convention Center Medan saat Karya Kreatif Sumatera Utara (KKSU) 2025 secara resmi dibuka. Perhelatan ini menjadi bukti nyata bahwa Sumatera Utara bukan hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga memiliki energi kreatif yang terus menyala. Pembukaan acara dilakukan secara simbolik namun sarat makna: penyeduhan kopi manual dari biji kopi asli Sumatera Utara menjadi titik awal yang menggugah. Dalam satu cangkir kopi itu, tersembunyi aroma tanah, keringat petani, dan cita-cita besar untuk menembus pasar dunia.
KKSU 2025 dibuka oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, didampingi oleh Gubernur Sumatera Utara, M. Afif Bobby Nasution, dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut, Rudy B. Hutabarat. Ketiganya berdiri di panggung, bukan hanya sebagai pejabat, tetapi sebagai simbol komitmen terhadap ekonomi kerakyatan dan masa depan UMKM di tanah Batak dan sekitarnya.
Di balik kemeriahan panggung dan pameran produk, KKSU 2025 membawa kabar baik: nilai transaksi ekspor UMKM dari Sumatera Utara telah mencapai Rp46,9 miliar. Ini bukan angka basa-basi, melainkan representasi dari kerja kolektif ribuan pelaku UMKM, dari petani kopi di Dairi, pengrajin anyaman di Simalungun, hingga produsen makanan olahan khas Mandailing. Sumatera Utara tengah membuktikan bahwa ekonomi kreatif bukan sekadar slogan, tetapi jalan nyata menuju kemandirian ekonomi.
Lebih dari itu, pembukaan juga dirangkai dengan penandatanganan kesepakatan ekspor senilai Rp10 miliar dengan mitra dagang global. Produk-produk unggulan seperti kopi arabika lintong, keripik salak, dodol nan lezat dari Padang Sidempuan, serta berbagai produk kriya dan tekstil berbasis budaya lokal, masuk ke dalam perjanjian ekspor tersebut. Ini menandai bahwa dunia kini mulai menoleh serius ke Sumatera Utara sebagai sumber produk kreatif berkualitas tinggi.
Tak hanya ekspor, KKSU 2025 juga menjadi momen penting dalam penguatan pembiayaan bagi UMKM. Beberapa lembaga keuangan resmi menyatakan komitmennya untuk menyalurkan pembiayaan langsung kepada pelaku usaha kecil. Langkah ini penting untuk menjembatani kebutuhan modal, memperkuat kapasitas produksi, serta membuka akses teknologi dan pemasaran digital yang menjadi kunci persaingan global.
Kopi menjadi bintang utama dalam perhelatan ini, bukan hanya sebagai komoditas ekspor, tapi sebagai representasi gaya hidup dan identitas kreatif. Di booth khusus kopi, pengunjung dapat menyaksikan proses manual brew secara langsung, mulai dari biji kopi yang digiling, air yang diseduh dengan suhu presisi, hingga aroma khas yang menguar memenuhi ruangan. Ini bukan sekadar minuman, tetapi seni. Dan seni ini hidup dari tangan-tangan para petani dan barista lokal yang bangga akan warisannya.
Lebih dari sekadar pameran, KKSU 2025 menjadi panggung dialog antar pemangku kepentingan, pemerintah, perbankan, pelaku UMKM, akademisi, dan investor. Semua hadir dalam semangat kolaboratif yang langka namun sangat dibutuhkan. Mereka berbicara tentang branding, e-commerce, pengemasan ramah lingkungan, dan bagaimana menjadikan ekonomi Sumatera Utara tidak lagi hanya bergantung pada sektor primer, tetapi bertumpu pada kreativitas dan nilai tambah.
Sumatera Utara sesungguhnya telah memiliki semua bahan dasar untuk melesat, budaya yang kaya, sumber daya alam yang melimpah, dan manusia-manusia kreatif yang terus berinovasi. Yang kini dibutuhkan adalah ruang, dorongan, dan akses pasar yang lebih luas. KKSU 2025 menjawab tantangan itu dengan mempertemukan potensi lokal dan peluang global dalam satu ruang strategis.
Ketika secangkir kopi Lintong dinikmati di Tokyo atau Amsterdam, yang hadir bukan hanya rasa, tapi cerita tentang Tanah Batak, tentang ekonomi kreatif yang tumbuh dari akar budaya, dan tentang Indonesia yang maju dari pinggiran. KKSU 2025 telah menjadi saksi bahwa jika diberdayakan dengan tepat, UMKM bukan hanya mampu bertahan, tapi bisa menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi daerah.
Kopi, kreativitas, dan kolaborasi menjadi fondasi masa depan Sumatera Utara. Dan dari panggung KKSU 2025, kita belajar bahwa ekonomi bisa menjadi manusiawi, bermakna, dan membanggakan.