Oleh : Hery Buha Manalu
Dalam konteks semangat kebangsaan dan kebhinekaan yang diusung dalam acara Pilkada Sumatera Utara 2024. Dalam Deklarasi Damai II Doa Bersama Lintas Iman, Sabtu 10/8/2024 di Gedung Suara Nafiri Medan. Suasana malam itu semakin menggetarkan hati ketika hadirin ikut bersama menyanyikan lagu “Butet.” Sebuah lagu yang dibawan paduan suara dari Gereja HKBP di Medan. Lagu yang sudah menjadi bagian dari warisan budaya Batak ini bukan sekadar alunan nada, tetapi membawa pesan mendalam tentang cinta tanah air, pengorbanan, dan harapan bagi masa depan yang lebih baik.
“Butet” dan Pesan Kebangsaan
“Butet” adalah lagu rakyat yang menceritakan tentang seorang ayah yang berbicara kepada anaknya, Butet, dengan penuh kasih sayang. Dalam liriknya, sang ayah meminta Butet untuk bersabar, karena ia sedang berjuang di medan perang demi membela tanah air. Meski terpisah oleh jarak, cinta dan harapan seorang ayah untuk masa depan anaknya tetap membara.
Lagu ini tidak hanya populer di kalangan masyarakat Batak, tetapi juga telah menjadi simbol semangat nasionalisme yang menyala-nyala di hati setiap orang yang mendengarnya. Dalam konteks Pilkada 2024, semangat yang terkandung dalam lagu “Butet” menjadi relevan sebagai cerminan harapan masyarakat Sumatera Utara akan lahirnya pemimpin yang memiliki keberanian dan komitmen untuk membela kepentingan rakyat.
Ketika hadirin di Suara Nafiri Convention Hall menyanyikan “Butet” dengan penuh perasaan, terasa sekali getaran semangat yang mengingatkan semua orang akan pentingnya berjuang bersama demi masa depan yang lebih baik. Lagu ini seolah menjadi pengingat bahwa perjuangan belum usai, dan setiap orang memiliki peran penting dalam menentukan masa depan daerah dan bangsa.
Butet sebagai Simbol Harapan dan Pengorbanan
Dalam konteks Pilkada Sumatera Utara, Butet dapat diibaratkan sebagai generasi muda dan masyarakat yang menaruh harapan besar pada para pemimpin yang akan datang. Pemimpin-pemimpin ini diharapkan bisa menjadi sosok yang siap berkorban, bekerja keras, dan berkomitmen penuh untuk membangun daerah mereka dengan integritas dan ketulusan hati.
Seperti halnya sang ayah dalam lagu “Butet” yang rela berjuang di medan perang demi anaknya, para calon pemimpin di Pilkada 2024 diharapkan memiliki semangat yang sama dalam membela kepentingan rakyat. Mereka harus berani mengambil risiko, berdiri di garis depan, dan menghadapi berbagai tantangan dengan tekad kuat demi mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat Sumatera Utara.
Pesan lagu “Butet” dengan harapan akan lahirnya pemimpin yang mampu menjaga dan merawat kebhinekaan. Kita semua adalah Butet dalam konteks ini—anak bangsa yang merindukan pemimpin yang siap berkorban demi kita. Pemimpin yang kita pilih haruslah mereka yang bersedia berjuang tanpa pamrih, menjaga persatuan, dan membawa Sumatera Utara ke masa depan yang lebih baik.
Semangat “Butet” dalam Demokrasi dan Kebhinekaan
Selain membawa pesan tentang pengorbanan, “Butet” juga mengandung semangat untuk terus maju dan tidak menyerah, meski menghadapi berbagai tantangan. Dalam Pilkada 2024, semangat ini harus dijadikan landasan dalam menjaga proses demokrasi yang adil dan transparan. Setiap warga Sumatera Utara harus terlibat aktif, baik dalam memilih maupun mengawasi jalannya Pilkada, untuk memastikan bahwa suara mereka dihargai dan dijaga.
Butet, dalam konteks Pilkada, bisa diartikan sebagai simbol dari harapan rakyat yang membutuhkan pemimpin yang tidak hanya cerdas dan berintegritas, tetapi juga memiliki empati yang mendalam terhadap kesulitan yang dihadapi masyarakat. Dalam hal ini, Pilkada 2024 harus menjadi ajang untuk memilih pemimpin yang benar-benar memahami kebutuhan daerah, serta mampu menjembatani berbagai kepentingan demi terciptanya keadilan sosial.
Semangat “Butet” adalah semangat untuk terus berharap dan bekerja keras demi masa depan yang lebih baik. “Lagu ‘Butet’ adalah pengingat bagi kita semua bahwa dalam setiap perjuangan, ada harapan yang tidak boleh padam. Pilkada ini adalah salah satu medan perjuangan kita untuk memastikan bahwa Sumatera Utara dipimpin oleh sosok yang tepat, yang mampu membawa perubahan dan menjaga kebhinekaan sebagai kekuatan utama kita.
Butet dan Masa Depan Sumatera Utara
Sebagai penutup, lagu “Butet” yang dinyanyikan dalam acara ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi seruan untuk terus memperjuangkan demokrasi yang sejati. Dengan semangat yang terkandung dalam lagu ini, masyarakat Sumatera Utara diingatkan untuk tidak hanya memilih pemimpin yang berkualitas, tetapi juga untuk menjaga persatuan dan kebersamaan di tengah keragaman yang ada.
Butet, yang dalam lagu tersebut diibaratkan sebagai generasi penerus, adalah gambaran dari masa depan Sumatera Utara yang penuh harapan. Pilkada 2024 adalah momen penting untuk memastikan bahwa masa depan tersebut berada di tangan pemimpin yang tepat—pemimpin yang tidak hanya memiliki visi dan misi, tetapi juga keberanian untuk berjuang demi kepentingan rakyat.
Dengan semangat lagu “Butet” yang terus mengalun di hati masyarakat, Sumatera Utara siap menyongsong Pilkada 2024 dengan tekad bulat untuk mewujudkan demokrasi yang jujur, adil, dan transparan. Semoga semangat kebangsaan yang terpancar dari lagu ini mampu menginspirasi semua pihak untuk bersatu dan bekerja keras demi mewujudkan Sumatera Utara yang lebih baik, menuju Indonesia Emas 2045.(Red/*)