Kopi Times | Medan :
Menyatu dalam semangat pengabdian dan kepedulian terhadap masyarakat, Anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), H. Doli Indra Rangkuti, SE kembali hadir menyapa warga dalam agenda Reses III Masa Sidang III Tahun Sidang 2024-2025. Reses ini menjadi momen strategis bagi Doli untuk mendengar langsung denyut nadi persoalan masyarakat serta menampung aspirasi yang selama ini kerap tidak tersampaikan di ruang-ruang formal pemerintahan.
Berlokasi di Jalan Bersama, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, pada Minggu (27/7), kegiatan reses ini berlangsung tertib, hangat, dan penuh antusiasme. Warga dari berbagai latar belakang, ibu rumah tangga, pedagang kecil, tokoh masyarakat, hingga generasi muda, berkumpul dan menyatu menyampaikan keluhan dan harapan mereka secara langsung kepada sang wakil rakyat.
Aspirasi Rakyat, Tanggung Jawab Wakil Rakyat
Dalam sambutannya, H. Doli Indra Rangkuti dengan tegas menekankan bahwa agenda reses bukanlah formalitas, melainkan sarana menyatunya antara rakyat dan pemerintah. “Reses ini bertujuan untuk menyerap aspirasi. Apa yang menjadi keluhan masyarakat, akan saya bawa dan sampaikan langsung dalam rapat paripurna DPRD Kota Medan yang dihadiri oleh Wali Kota dan Kapolrestabes Medan,” ujarnya.
Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa peran anggota legislatif tidak berhenti pada legislasi dan pengawasan semata, tetapi juga menyangkut advokasi dan representasi aspirasi rakyat secara langsung. Melalui forum reses seperti ini, masyarakat merasa lebih dekat dan menyatu dengan pemerintahan dan memiliki ruang yang aman untuk menyuarakan kegelisahan mereka.
Keluhan yang Mencerminkan Realitas Lapangan
Beberapa isu yang mengemuka dalam reses tersebut antara lain menyangkut persoalan infrastruktur jalan lingkungan yang rusak, drainase yang sering menyebabkan banjir saat hujan, persoalan sampah yang belum tertangani maksimal, dan kebutuhan peningkatan fasilitas pendidikan serta pelayanan kesehatan di tingkat kelurahan.
Tak hanya itu, warga juga menyuarakan keresahan soal keamanan lingkungan. Maraknya aksi kriminal kecil seperti pencurian kendaraan bermotor dan kenakalan remaja di malam hari menjadi perhatian serius. “Kami berharap melalui Pak Doli, keluhan ini bisa sampai ke telinga Kapolrestabes dan ada penanganan nyata di lapangan,” ujar salah satu warga.
Sinergi dengan Elemen Sosial: Kolaborasi dengan Salimah
Menariknya, pelaksanaan reses kali ini juga berkolaborasi dengan Pengajian Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kecamatan Medan Tembung. Keterlibatan organisasi perempuan ini menjadi bentuk nyata bagaimana reses bukan hanya urusan politik, tetapi juga ruang konsolidasi sosial yang menghidupkan nilai-nilai partisipatif dan kebersamaan.
Kolaborasi ini pun disambut baik oleh masyarakat, khususnya kaum ibu. Mereka tidak hanya hadir sebagai peserta pasif, tapi turut aktif menyampaikan ide dan masukan yang membangun. “Kami ingin adanya pelatihan keterampilan untuk ibu-ibu agar bisa menambah pendapatan keluarga. Banyak dari kami yang siap, hanya butuh bimbingan dan fasilitas,” ungkap salah satu anggota Salimah.
Harapan Masyarakat: Lanjutkan Pengabdian
Acara reses ditutup dengan suasana haru dan penuh harapan. Tokoh masyarakat Kelurahan Bantan, Eli Warni Lubis, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian yang telah diberikan Doli kepada warga selama ini. “Kami mengucapkan selamat dan sukses dalam menjalankan tugas. Semoga H. Doli Indra Rangkuti, SE kembali terpilih dan tetap peduli kepada rakyat kecil,” ujar Eli dengan penuh semangat, disambut tepuk tangan warga.
Rakyat Bicara, Wakil Rakyat Bergerak
Reses yang dilaksanakan oleh H. Doli Indra Rangkuti bukan hanya menjadi agenda rutin legislatif, tetapi menjelma menjadi media dialog konstruktif antara rakyat dan wakilnya. Di tengah tantangan kompleks kota besar seperti Medan, kehadiran wakil rakyat yang turun langsung ke lapangan menjadi oase harapan bagi masyarakat.
Reses yang dilaksanakan oleh H. Doli Indra Rangkuti, SE bukan sekadar agenda rutin legislatif yang bersifat seremonial, melainkan telah berkembang menjadi ruang dialog yang konstruktif dan bermakna antara masyarakat dan wakilnya menyatu di parlemen. Di tengah kompleksitas persoalan kota besar seperti Medan, dari infrastruktur yang belum merata, persoalan sosial, hingga kebutuhan dasar yang belum terpenuhi, menyatunya seorang wakil rakyat di tengah-tengah konstituennya menjadi angin segar yang membangkitkan harapan. Melalui reses ini, suara rakyat tidak hanya didengar, tetapi juga diperjuangkan agar menjadi bagian dari kebijakan publik yang berpihak dan menyentuh kebutuhan nyata masyarakat.
Dengan mendengar langsung dari rakyat, menyerap keluhan mereka, dan membawa suara itu ke ruang-ruang kekuasaan, Doli membuktikan bahwa politik bisa menjadi alat pelayanan, bukan sekadar perebutan jabatan. Warga berharap, politikus bisa menyatu dengan rakyat dan langkah ini tidak berhenti di reses semata, tetapi terus berlanjut dalam bentuk aksi nyata dan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat. (Fajaruddin Batubara)