Foto : Ist
Kopitimes – Pemerintah China merilis data terbaru soal perekonomian negara itu. Berbeda dari negara lain yang terjebak resesi, Ekonomi China tumbuh 3,2% pada kuartal II 2020 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
Hal ini ditunjukkan rilis data terbaru pemerintah pada Kamis (16/7/2020). Pertumbuhan itu menandakan ekonomi China pulih dari kontraksi terburuknya 6-8%, di kuartal I 2020.
Angka ini-pun lebih baik dibanding perkiraan Reuters, 2,5%. Pada basis kuartalan, PDB naik 11,5% pada bulan April-Juni.
Pemulihan terjadi pasca negara itu mulai menghapuskan penguncian wilayah (lockdown) yang sebelumnya diterapkan. Lockdown lokal diterapkan untuk mengekang penyebaran wabah virus corona (COVID-19).
Ekonomi terbesar kedua di dunia itu telah pulih perlahan dalam dua bulan terakhir, meskipun pemulihan tidak merata.
Meski demikian, pemerintah telah terus meluncurkan serangkaian langkah-langkah untuk menopang ekonomi. Termasuk membuat lebih banyak pengeluaran fiskal, memberi keringanan pajak dan pemotongan suku bunga pinjaman dan persyaratan cadangan bank untuk menghidupkan kembali ekonomi yang dirusak oleh wabah dan untuk mendukung pekerjaan.
Pemulihan ekonomi China itu berbanding terbalik dengan sejumlah negara, misalnya Singapura. Pada Rabu, negara kota itu mencatat resesi pertama sejak tahun kemerdekaan 1965, di mana secara tahunan ekonomi minus 12,6%.
Ekonomi Singapura mengalami kontraksi 41,2% di kuartal-II 2020 jika dibandingkan dengan kuartal-I 2020 (qtq). Ini lebih dalam dari survei Reuters 37,4%.
Selain Singapura, sebelumnya sejumlah negara juga sudah mengumumkan resesi. Yakni Jepang, Jerman, Prancis dan Italia.
Sumber : CNCB Indonesia