Senin, Desember 9, 2024
spot_img

STT Paulus Medan Seminar Nasional Deteksi Dini Kecacatan pada Anak

Dr. Ftr. Timbul Siahaan, M.Kes., M.Th.,/Foto : Hery Manalu/Kopitimes
Kopi Times | Medan :
Sekolah Tinggi Teologi (STT) Paulus Medan sukses menggelar Seminar Nasional bertajuk “Deteksi Dini Kecacatan pada Anak”, Sabtu 23/11/2024 di Medan. Acara yang dilaksanakan secara daring melalui webinar ini menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk orang tua, guru, pelayan dan pimpinan gereja, mahasiswa, serta masyarakat umum. Seminar ini merupakan salah satu upaya nyata untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini kecacatan pada anak.

Setelah dibuka dengan doa oleh Dr. Nikson Lumban Gaol, kata sambutan oleh Dr. Herawaty Barus, Ketua Panitia Seminar, menyebutkan bahwa kegiatan ini adalah hasil kolaborasi STT Paulus Medan bersama FONI (Ikatan Alumni STT Paulus Medan) dan Yayasan Peduli Roemah Kasih. Tidak hanya menjadi forum diskusi akademis, seminar ini juga menjadi langkah awal dari serangkaian kegiatan sosial yang akan dilaksanakan STT Paulus Medan, termasuk perayaan syukuran awal tahun.

“Kami ingin membuka wawasan masyarakat bahwa deteksi dini terhadap kecacatan pada anak sangat penting. Banyak kasus yang sebenarnya bisa ditangani sejak dini, namun sering terabaikan karena kurangnya pengetahuan,” ujar Dr. Herawaty.

Narasumber Ahli Kupas Tuntas Pentingnya Deteksi Dini

Seminar ini menghadirkan narasumber berkompeten, Dr. Ftr. Timbul Siahaan, M.Kes., M.Th., yang membagikan wawasan mendalam tentang pentingnya deteksi dini. Diskusi yang dimoderatori oleh Mateus Sagala ini berjalan interaktif, dengan berbagai pertanyaan dari peserta yang ingin tahu lebih banyak tentang cara mendeteksi dan menangani kecacatan pada anak sejak dini.

Dalam paparannya, Dr. Timbul menjelaskan bahwa deteksi dini bukan hanya tanggung jawab tenaga kesehatan, tetapi juga orang tua, guru, dan pelayan gereja. “Kecacatan pada anak sering kali tidak terdeteksi karena kurangnya kesadaran. Padahal, jika ditemukan lebih awal, banyak kondisi yang bisa diobati atau diminimalisir dampaknya,” jelasnya.

Ia menambahkan, langkah ini penting tidak hanya untuk kesehatan fisik anak, tetapi juga untuk mendukung perkembangan emosional, sosial, dan pendidikan mereka. “Pemahaman ini adalah bekal berharga, terutama bagi orang tua dan guru, yang setiap hari berinteraksi langsung dengan anak-anak. Begitu pula pelayan gereja, yang sering menjadi tempat curahan hati jemaat. Dengan pengetahuan yang cukup, mereka bisa memberikan arahan atau dukungan yang tepat,” ujar Dr. Timbul.

Seminar ini juga menyoroti fakta bahwa banyak kasus kecacatan pada anak yang terlambat terdeteksi di Indonesia. Minimnya kesadaran masyarakat tentang gejala awal dan langkah antisipasi menjadi salah satu tantangan utama. Dr. Timbul menjelaskan bahwa kecacatan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari genetik, komplikasi saat kelahiran, hingga infeksi tertentu. Oleh karena itu, pemantauan kesehatan anak sejak lahir hingga masa tumbuh kembang sangatlah penting.

“Sering kali, kita menganggap anak yang terlambat bicara atau berjalan hanya lambat berkembang, tanpa menyadari bahwa ini bisa jadi tanda awal kondisi serius. Dengan deteksi dini, kita bisa mengambil langkah intervensi yang lebih efektif,” tambahnya.

Selain itu, Dr. Timbul juga mengingatkan bahwa deteksi dini membutuhkan keterlibatan aktif dari semua pihak, termasuk komunitas gereja. “Gereja bisa menjadi tempat yang mendukung para orang tua untuk mendapatkan informasi dan akses ke layanan kesehatan. Ini adalah bagian dari panggilan gereja untuk melayani sesama,” tegasnya.

Melalui seminar ini, peserta diharapkan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang cara mendeteksi kecacatan sejak dini, baik secara fisik maupun mental. Dr. Timbul menekankan bahwa deteksi dini memiliki manfaat yang luar biasa

Dengan mengetahui kondisi anak lebih awal, langkah intervensi medis dan terapi bisa segera dilakukan, sehingga peluang untuk pulih lebih besar. Dengan kesadaran ini akan meningkatkan kualitas hidup anak, dengan kecacatan yang terdeteksi dini bisa mendapatkan penanganan yang sesuai, memungkinkan mereka untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Dalam seminar juga memotivasi untuk meringankan beban Psikologis orang tua. Dengan mengetahui cara menangani kondisi anak, orang tua tidak merasa sendirian dan bisa memberikan dukungan yang lebih baik. Seminar ini juga bertujuan untuk memperkuat kesadaran kolektif bahwa semua anak, tanpa terkecuali, layak mendapatkan perhatian dan dukungan yang sama.

Dukungan dari Civitas Akademika STT Paulus Medan

Seminar ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk para mahasiswa dan dosen STT Paulus Medan. “Kami bangga bisa menjadi bagian dari inisiatif yang sangat bermakna ini. Seminar ini mengajarkan kami untuk lebih peka terhadap isu-isu kesehatan anak di lingkungan kami,” sebut Johanes Hutabalian, Agus Zebua dan Esra Novitra Ginting mewakili mahasiswa STT Paulus Medan.

Seminar “Deteksi Dini Kecacatan pada Anak” ini diharapkan menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang dengan dukungan penuh dari keluarga, guru, dan komunitas sekitarnya. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini, masyarakat tidak hanya membantu anak-anak yang membutuhkan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang inklusif dan peduli.

“Kita semua adalah bagian dari solusi. Mari bersama-sama menjadi mata dan telinga bagi anak-anak yang mungkin membutuhkan perhatian lebih. Deteksi dini adalah langkah kecil, tetapi dampaknya sangat besar bagi masa depan mereka”, sebut Johanes Hutabalian, pengurus Pema STT Paulus Medan.

Seminar ini berakhir tanya jawab dan diskusi mendalam dan komitmen dari peserta untuk menerapkan ilmu yang didapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Langkah kecil ini, diharapkan, akan menjadi awal dari perubahan besar di masyarakat. (Red/Hery Manalu)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Latest Articles