Swangro Lumbanbatu, Bakal Calon Bupati Samosir mengunjungi Huta Sampuran Desa Bonan Dolok Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir, Minggu (03/11/2019).
Foot : Ist
|
Kopi-times.com | Samosir : (03 03/11/2019) Swangro Lumbanbatu, Bakal Calon Bupati Samosir mengunjungi Huta Sampuran Desa Bonan Dolok Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir, Minggu (03/11/2019).
Perjalanan menuju desa tersebut menghabiskan waktu sekitar 45 menit. Perjalanan yang dilakukan bukan melalui perjalanan darat akan tetapi melalui perjalanan danau dengan naik sampan/perahu kecil.
Akses perjalanan darat bisa dilalui dengan kereta hanya sampai simpang dusun. Setelah itu, masyarakat harus berjalan kaki untuk sampai ke rumah mereka masing-masing. Hal ini dikarenakan jalan mereka sudah rusak dan ditutup oleh timbunan longsor yang terjadi pada tahun 2018. Hingga hari ini belum ada niat baik dari pemerintah untuk mengevakuasi timbunan longsor.
Masyarakat melakukan perjalanan dengan naik perahu kecil. Hasil pertanian juga dibawa dengan menggunakan perahu kecil. Terkadang sesama petani yang membutuhkan hasil pertanian tersebut datang ke dusun itu untuk mengambil langsung hasil pertanian. Akan tetapi perjalanan tidak maksimal dapat dilakukan dengan perjalanan laut.
Karena ada masanya angin laut bertiup sangat kencang. Dalam setahun bisa dipastikan oleh masyarakat sekali masa angin bertiup kencang. Itu berkisar bulan Juli s/d September.
Sampai di dusun tersebut dengan perahu kecil, Swangro Lumbanbatu mengunjungi masyarakat. Masyarakat dusun Huta Sampuran Desa Bonan Dolok sudah lama tinggal di dusun tersebut. Ada 7 generasi yang sudah mendiami dusun ini yang berasal dari satu ompung marga Simarmata.
Melalui kunjungan tersebut, balon bupati ini mengetahui bahwa penerangan yang dipakai oleh masyarakat dusun tersebut tidak berasal dari PLN. Akan tetapi sambungan yang didapat dari warga yang berada di dusun sebelahnya. Mereka sudah melakukan pengaduan kepada PLN dari tahun 1987 akan tetapi baru beberapa bulan ini ditanggapi oleh pihak PLN.
“Sejak desa ini ada sampai hari ini, kami belum merasakan kemerdekaan. Mulai dari di desa ini ada, sudah 7 generasi, lampu dan jalan belum maksimal kami nikmati. Kami disini ada 8 KK dan 10 rumah, semua ini kami sekeluarga. Bayangkan anak-anak ini harus jalan kaki melewati rumput-rumput yang bahkan lebih tinggi dari mereka dan melawan angin.”ujar Charles Simarmata, masyarakat dusun Sampuran.
“Harapannya anak-anak milenial ke depannya lebih peka terhadap hal yang seperti ini. Banyak belajar banyak berbuat dan lebih sensitive akan keadaan masyarakat yang ada di desa tertinggal. Kita akan coba untuk tetap menyuarakan hal ini kepada masyarakat yang lebih luas” ujar Swangro Lumbanbatu, Balon Bupati Samosir. (Rel)