Kopi Times – Usulan datang dari sebuah wadah yang menamakan dirinya sebagai Komite Pengusul Nobel Ekonomi Untuk Jokowi (KPNEJ) :
A. Karena Meneliti SD Inpres Abhijit Banerjee, Esther Duflo dan Michael Kremer Terima Nobel Ekonomi Tahun 2019
Karena meneliti SD Inpres, tiga kewarganegaraan Amerika Serikat, Abhijit Banerjee, Esther Duflo dan Michael Kremer menerima hadiah nobel ekonomi tahun 2019. Ketiga warga AS itu, memenangkan penghargaan tertinggi atas penelitian mereka terkait kemiskinan global, dengan objek penelitian SD Inpres.
Berbeda dari kebanyakan peneliti yang melihat masalah kemiskinan secara luas, ketiga ekonom ini fokus pada isu-isu yang lebih spesifik seperti edukasi pada masyarakat miskin. Salah satunya adalah bagaimana meningkatkan kinerja sekolah di daerah-daerah miskin.
Esther Duflo meneliti mengenai SD Inpres di Indonesia berjudul “Schooling and Labor Market Consequences of School Construction in Indonesia: Evidence from an Unusual Policy Experiment,” yang diterbitkan oleh jurnal American Economic Review tahun 2001.
Penelitian tersebut di atas adalah bagian dari disertasi PhD Prof. Duflo yang berjudul “Essays in Empirical Development Economics” yang terbit tahun 1999. Meski membahas soal dampak pendidikan terhadap kemiskinan, penelitian itu bukan latar belakang atau alasan Komite Nobel memberikan penghargaan Nobel Bidang Ekonomi.
Hal utama yang melandasi pemberian penghargaan tersebut kepada Duflo – dan juga kepada Dr. Banerjee dan Dr. Kremer – adalah penelitian dengan pendekatan eksperimental yang mereka lakukan untuk mengentaskan kemiskinan global.
Pendekatan eksperimental dimaksud adalah melakukan penelitian dengan menggunakan metode evaluasi acak (randomized controlled trial, RCT). Metode ini membagi sampel ke dalam dua kelompok secara acak – cara paling sederhana untuk mengacak sampel ini adalah dengan menggunakan lemparan koin, ‘kepala atau ekor’ – menjadi kelompok yang ‘menerima program’ dan yang ‘tidak menerima program’.
Karena pembagian secara acak ini, kedua kelompok dipandang sama secara statistik. Ketiganya menggunakan RCT untuk menguji berbagai intervensi, dari mulai pemberian insentif untuk imunisasi, pemberian pelajaran tambahan pada anak sekolah dasar, sampai pemberian obat cacing untuk anak.
Semua studi-studi ini dipandang efektif dan dilakukan di berbagai negara, utamanya di India dan Kenya. Karena dipandang efektif, hasil dari penelitian ini kemudian diadopsi menjadi kebijakan pemerintah dan telah berhasil menjangkau ratusan juta orang.
B. Karena Membangun Masyarakat Pinggiran Indonesia, KPNEJ Usulkan Jokowi Terima Nobel Ekonomi Tahun 2020
Langkah peraih nobel tahun 2019 Abhijit Banerjee, Esther Duflo dan Michael Kremer berlanjut kepada pengusulan pemenang nobel ekonomi untuk Presiden RI Joko Widodo, karena dianggap telah berhasil membangun ekonomi masyarakat pinggiran Indonesia, seperti masyarakat pinggiran di wilayah perbatasan, wilayah terpencil, dan wilayah pedesaan.
Usulan ini datang dari sebuah wadah yang menamakan dirinya sebagai Komite Pengusul Nobel Ekonomi Untuk Jokowi (KPNEJ). Selama ini masyarakat pinggiran Indonesia tidak tersentuh oleh pembangunan, sehingga terjadi distorsi pembangunan. Pemerataan pembangunan ekonomi sulit diwujudkan. Namun, Presiden RI Joko Widodo mampu dan berhasil membangun ekonomi masyarakat pinggiran Indonesia, yang pada gilirannya mengurangi distorsi pembangunan ekonomi, mengurangi jumlah kemiskinan dan pengangguran di wilayah pinggiran Indonesia.
Ini menjadi alasan yang kuat untuk mengusulkan nama Jokowi untuk menerima nobel ekonomi tahun 2020. Presiden Jokowi terbukti berhasil mengurangi jumlah kemiskinan dan pengangguran masyarakat pinggiran Indonesia yang tersebar di wilayah perbatasan, wilayah tertinggal, dan di wilayah pedesaan.
C. Nobel Ekonomi
Nobel Ekonomi atau Penghargaan Sveriges Riksbank dalam bidang ekonomi adalah sebuah penghargaan untuk jasa-jasa menakjubkan pada bidang ekonomi, dan umumnya dianggap sebagai penghargaan paling diidam-idamkan pada bidang tersebut.
Nobel Ekonomi atau Penghargaan Sveriges Riksbank tersebut didirikan pada 1968 oleh sebuah sumbangan dari bank sentral Swedia, Sveriges Riksbank, pada hari peringatan ke-300 bank tersebut. Nobel Ekonomi didirikan oleh Alfred Nobel pada 1895, penghargaan tersebut disebutkan bersama dengan Penghargaan Nobel lainnya oleh Yayasan Nobel. Para pemenang diumumkan bersama dengan pemenang Penghargaan Nobel lainnya, dan meraih penghargaan tersebut pada acara yang sama.
Para penerima Nobel Ekonomi dipilih oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia. Penghargaan tersebut pertama kali diberikan pada 1969 kepada ekonom Belanda dan Norwegian Jan Tinbergen dan Ragnar Frisch. Setiap penerima meraih sebuah medali, sebuah diploma dan sebuah penghargaan berupa sejumlah uang yang jumlahnya beragam sepanjang tahun.
D. Apa Dampak Hadiah Nobel Terhadap si Penerima Nobel dan Negaranya?
1. Si penerima nobel akan dikenal oleh dunia;
2. Negara si penerima nobel akan dikenal oleh dunia, dalam pengembangan dan penerapan ilmu ekonomi;
3. Citra negara tersebut akan semakin baik di mata dunia; dan
4. Si penerima nobel memperoleh pengakuan dari dunia internasional, dan tidak mudah untuk diperlakukan secara semena-mena oleh sebuah rezim, atau penguasa negara tersebut.
E. Berikut ini Nama-Nama Peraih Nobel Ekonomi Mulai Tahun 1969 s/d 2019
1969: Ragnar Frisch (Norwegia) & Jan Tinbergen (Belanda), “untuk kontribusinya mengembangkan model dinamis terapan untuk analisis proses ekonomi”.
1970: Paul Samuelson (Amerika Serikat), “untuk kontribusinya terhadap kerja ilmiah dalam mengembangkan teori ekonomi statis dan dinamis serta berperan aktif dalam meningkatkan tingkat analisis di bidang ilmu ekonomi”.
1971: Simon Kuznets (Amerika Serikat), “interpretasi pertumbuhan ekonomi secara empiris yang membawa kepada pemahaman baru dan mendalam tentang struktur ekonomi dan sosial serta proses pembangunan”.
1972: John Hicks (Britania Raya) & Kennet Arrow (Amerika Serikat), “kontribusi pionir kepada teori keseimbangan ekonomi umum dan teori kesejahteraan”
1973: Wassily (Uni Soviet) & Leontief (Amerika Serikat), “pengembangan metode masukan-keluaran dan aplikasinya kepada masalah-masalah ekonomi yang penting”.
1974: Gunnar Myrdal (Swedia), Friedrich Hayek (Austria), “kerja pionir dalam teori keuangan dan fluktuasi ekonomi, dan analisis tentang saling ketergantungan antara fenomena institusi, ekonomi dan sosial”.
1975: Leonid Kantorovich (Uni Soviet), Tjalling Koopmans (Belanda), “kontribusi kepada teori alokasi sumber yang optimum”.
1976: Milton Friedman (Amerika Serikat), “pencapaian di bidang analisis konsumsi, sejarah dan teori moneter dan demonstrasi tentang kebijakan stabilisasi yang kompleks”.
1977: Bertil Ohlin (Swedia) dan James Meade (Britania Raya), “kontribusi kepada teori perdagangan internasional dan pergerakan kapital internasional”.
1978: Herbert A. Simon (Amerika Serikat), “penelitian pionir tentang proses pengambilan keputusan di dalam organisasi ekonomi”.
1979: Theodore Schultz (Amerika Serikat), Arthur Lewis, Saint Lucia (Britania Raya), “penelitian pionir tentang pembangunan ekonomi dengan aspek khusus kepada masalah-masalah yang dihadapi negara-negara berkembang”.
1980: Lawrence Klein (Amerika Serikat), “pembuatan model ekonometrik dan aplikasinya ke dalam kebijakan ekonomi dan analisis fluktuasi ekonomi”.
1981: James Tobin (Amerika Serikat), “analisis tentang pasar finansial dan hubungannya dengan keputusan pembelanjaan, tingkat pengangguran, produksi dan harga”.
1982: George Stigler (Amerika Serikat), “studi tentang struktur industri, fungsi pasar dan sebab-akibat dari regulasi publik”.
1983: Gérard Debreu (Prancis), “penggabungan metode analitis baru ke dalam teori ekonomi dan reformulasi yang detail tentang teori kesetimbangan umum”.
1984: Richard Stone (Britania Raya), “kontribusi fundamental tentang pengembangan sistem rekening nasional dan meningkatkan dasar-dasar analisis ekonomi empiris”.
1985: Franco Modigliani (Italia), “analisis pionir dalam pasar finansial dan simpanan”.
1986: James M. Buchanan (Amerika Serikat), “pengembangan dasar-dasar konstitusi dan kontraktual tentang teori pengambilan keputusan secara politik dan ekonomi”.
1987: Robert Solow (Amerika Serikat), “kontribusi terhadap teori pertumbuhan ekonomi”.
1988: Maurice Allais (Prancis), “kontribusi pionir tentang teori pasar dan penggunaan sumberdaya yang efisien”.
1989: Trygve Haavelmo (Norwegia), “klarifikasi tentang dasar-dasar teori kemungkinan dari ekonometrik dan analisis tentang struktur ekonomi simultan”.
1990: Harry Markowitz, Merton Miller & William F. Sharpe (Amerika Serikat), “karya pionir dalam teori ekonomi finansial”.
1991: Ronald Coase (Britania Raya), “penemuan dan klarifikasi tentang pentingnya biaya transaksi dan hak milik terhadap struktur institusi dan berperannya ekonomi”.
1992: Gary Becker (Amerika Serikat), “pengembangan area analisis ekonomi mikro ke arah berbagai interaksi dan perilaku manusia, termasuk perilaku non-pasar”.
1993: Robert Fogel & Douglass North (Amerika Serikat), “memperbaharui penelitian di bidang sejarah ekonomi dengan menerapkan teori ekonomi dan metode kuantitatif untuk menjelaskan masalah perubahan institusi dan ekonomi”.
1994: John Harsanyi (Amerika Serikat), John Forbes Nash, Reinhard Selten (Jerman), “analisis pionir tentang kesetimbangan dalam teori permainan non-kooperatif”.
1995: Robert Lucas, Jr. (Amerika Serikat), “untuk pengembangan dan aplikasi hipotesis dugaan rasional, dan dengan cara itu mengubah analisis ekonomi makro dan memperdalam pemahaman kita dalam kebijakan ekonomi”.
1996: James Mirrlees (Britania Raya), William (Kanada), Virkey (Amerika Serikat), “untuk kontribusi fundamental mereka pada teori ekonomi pada dorongan menurut informasi asimetri”.
1997: Robert C. Merton (Amerika Serikat), Myron (Kanada), Scholes (Amerika Serikat), “pada metode baru untuk menentukan nilai derivatif”.
1998: Amartya Sen (India), “untuk sumbangannya pada ekonomi kesejahteraan”.
1999: Robert Mundell (Kanada), “untuk analisisnya pada kebijakan moneter dan fiskal menurut resim kurs pertukaran yang berbeda dan bidang mata uang optimum”.
2000: James Heckman (Amerika Serikat) Daniel McFadden (Amerika Serikat), “untuk pengembangan teori dan metodenya untuk analisis sampel terpilih”.
2001: George Akerlof, Michael Spence, Joseph E. Stiglitz (Amerika Serikat), “untuk analisis mereka pada pasar dengan informasi asimetri”.
2002: Daniel Kahneman (Israel), “Amerika Serikat, “untuk penggabungan pengertian dari riset psikologi ke dalam ilmu ekonomi, khususnya mengenai pendapat orang dan pembuatan keputusan di bawah ketidaktentuan”. Vernon L. Smith (Amerika Serikat), “untuk pendirian percobaan laboran sebagai alat dalam analisis ekonomi empiris, khususnya pada studi mekanisme pasar alternatif”
2003: Robert F. Engle (Amerika Serikat), ” “untuk metode menganalisis deret waktu ekonomi dengan volatilitas dengan waktu yang beragam (ARCH)”. Clive Granger (Britania Raya), “untuk metode menganalisis deret waktu ekonomi dengan tren-tren umum (kointegrasi)”.
2004: Finn E. Kydland (Norwegia), Edward C. Prescott (Amerika Serikat), “untuk sumbangan mereka terhadap ekonomi makro yang dinamis: konsistensi waktu pada kebijakan ekonomi dan tenaga pendorong di belakang putaran bisnis”.
2005: Robert J. Aumann (Amerika Serikat) & Thomas C. Schelling (Israel), “untuk perannya dalam meningkatkan pemahaman mengenai konflik dan kerjasama melalui analisis permainan dan teori”.
2006: Edmund S. Phelps (Amerika Serikat), “untuk analisisnya mengenai intertemporal tradeoff dalam kebijakan makroekonomi”.
2007: Leonid & Hurwicz (Polandia & Amerika Serikat), Eric S. Maskin (Amerika Serikat) Roger B. Myerson, “untuk peran mereka dalam membangun dasar bagi teori desain mekanisme”.
2008: Paul Krugman (Amerika Serikat), “untuk analisis pola perdagangan dan lokasi aktivitas ekonomi”.
2009: Elinor Ostrom (Amerika Serikat) “untuk analisisnya tentang pemerintahan ekonomi, khususnya pada masyarakat umum”. Oliver E. Williamson, “untuk analisisnya tentang pemerintahan ekonomi, khususnya perbatasan firma”
2010: Peter A. Diamond (Amerika Serikat), Dale T. Mortensen, Christopher A. Pissarides (Siprus), “untuk analisis mereka pada pasar dengan pencarian friksi”.
2011: Thomas J. Sargent & Chirstopher A. Sims (Amerika Serikat), “untuk penelitian empiris mereka pada sebab dan akibat dalam makroekonomi”.
2012: Alvin E. Roth & Lloyd S. Shapley (Amerika Serikat), “untuk bidang teori permainan (game theory) dan desain pemasaran”.
2013: Eugene F. Fama, Lars Peter & Rober J. Shiller (Amerika Serikat), “untuk hasil karya mereka dalam bidang analisis empiris dari harga aset”.
2014: Jean Tirole (Prancis), “untuk hasil analisisnya tentang kekuatan pasar dan regulasi”.
2015: Angus & Deaton (Britania Raya & Amerika Serikat), “untuk analisisnya tentang konsumsi, kemiskinan dan kesejahteraan”.
2016: Oliver Hart (Britania Raya) & Bengt Holmstrom (Finlandia), “untuk kontribusi pemikiran mereka pada teori kontrak”.
2017: Richard Thaler (Amerika Serikat), “untuk kontribusi pemikirannya pada ekonomi perilaku”.
2018: William Nordhaus & Paul Romer (Amerika Serikat), “for integrating climate change into long-run macroeconomic analysis”.
2019: Abhijit Banerjee, Esther Duflo dan Michael Kremer (Amerika Serikat), “untuk pengentasan kemiskinan global dan penanggulangan pengangguran dengan objek penelitian peran lulusan SD Inpres”.
F. Penutup
Akhirnya tibalah saya pada bagian penutup tulisan ini, yaitu kami KPNEJ (Komite Pengusul Nobel Ekonomi Untuk Jokowi), optimis pemenang hadiah nobel ekonomi tahun 2020 akan jatuh kepada Indonesia, yaitu Presiden RI Joko Widodo karena keberhasilan Jokowi membangun ekonomi masyarakat pinggiran Indonesia. Pengumuman pemenang hadiah nobel ekonomi pada hari Senin, 12 Oktober 2020. (Red)
Yonge Sihombing, SE., MBA, Ketua Komite Pengusul Nobel Ekonomi Untuk Jokowi (KPNEJ), Dosen FE Univ. Prima Indonesia, Medan, Penulis Buku Jokowinomics
Editor : Hery Buha Manalu