Edy Rahmayadi, saat meresmikan Pelayanan Penukaran Uang Rupiah dan Pasar Murah di halaman Kantor Gubernur Jl. Dipenogoro Medan Foto : Ist |
Kopi-times. com | Jakarta :
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menyayangkan terkait beredarnya uang palsu akhir-akhir ini di Sumatera Utara, saat meresmikan Pelayanan Penukaran Uang Rupiah dan Pasar Murah di halaman Kantor Gubernur Jl. Dipenogoro Medan, baru-baru ini.
Edy Rahmayadi menyebutkan beredarnya uang palsu itu oleh orang yang tak beriman.
“Uang palsu beredar oleh orang yang tak punya iman, karena iman membuat arah lebih baik. Tak beriman tak terarahlah dia”, ujar Gubsu menyayangkan beredarnya uang palsu di Sumut.
Seperti diberitakan sebelumnya Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menemukan sebanyak 1.192 lembar Uang Palsu periode Januari hingga April 2019 di Sumut.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat menyebutkan, rincian temuan dari 1.192 lembar Upal itu terdiri dari, bulan Januari sebanyak 257 lembar, Februari 129 lembar, Maret 362 lembar dan April 444 lembar.
“Secara umum, uang palsu yang ditemukan didominasi oleh uang pecahan besar yaitu Rp100 ribu dan Rp50 ribu. Kedua pecahan ini memiliki pangsa terbesar. Dari bulan Maret hingga April 2019 Upal dengan pecahan Rp100 ribu ditemukan sebanyak 516 lembar dan pecahan Rp50 ribu sebanyak 261 lembar,” ucap Wiwiek.!
Lebih lanjut dia mengatakan, jumlah uang palsu secara absolut (jumlah bilyet) memang berfluktuasi dan jumlahnya ratusan. Namun, jika diukur secara pangsa atau persentasi tertentu dari jumlah lembar yang diedarkan, pangsanya semakin menurun.
Pihak BI menghimbau masyarakat agar menukarkan uang ke loket-loket penukaran yang resmi.
“Jumlah uang aplsu secara persentasi dibandingkan dengan uang yang diedarkan dimasyarakat adalah sekitar 0,00001%. Namun demikian, untuk meminimalisir peredaran uang palsu jelang Lebaran 2019 ini, kami mengimbau masyarakat agar menukarkan uang ke loket-loket penukaran yang resmi yakni loket yang dibuka oleh semua kantor bank konvensional maupun bank syariah,” papar Wiwiek.(Gea)