Oleh : Hery Buha Manalu
Horas Kopitimes – Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia dan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2024 yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) di Jakarta Convention Center (JCC) dari tanggal 1-4 Agustus menjadi ajang penting untuk menunjukkan potensi luar biasa dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Dengan tema “Sinergi Memperkuat Ekonomi dan Keuangan Digital serta Inklusif untuk Pertumbuhan yang Berkelanjutan,” acara ini menyoroti kolaborasi antara kerajinan Ulos Batak dan kopi sebagai kekuatan pendorong ekonomi rakyat
Ulos, kain tradisional Batak yang sarat dengan makna budaya dan spiritual, memiliki tempat istimewa dalam kehidupan masyarakat Batak. Ulos bukan hanya sekedar kain; ia merupakan simbol kasih sayang, perlindungan, dan doa. Dalam berbagai upacara adat, Ulos diberikan sebagai tanda hormat dan berkat. Keindahan dan filosofi yang terkandung dalam setiap helai Ulos menjadikannya tidak hanya sebagai produk budaya, tetapi juga sebagai potensi ekonomi yang signifikan.
Kopi, yang dikenal dengan kehangatan dan semangat persaudaraannya, memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Setiap tegukan kopi mengandung filosofi yang mendalam tentang kehidupan, kebersamaan, dan kerjasama. Di warung kopi, orang-orang dari berbagai latar belakang berkumpul, berbagi cerita, dan membangun koneksi. Kopi bukan hanya minuman; ia adalah simbol dari kehangatan dan sportifitas dalam persaudaraan.
Kekuatan Kolaborasi Ulos dan Kopi
Menggabungkan keindahan dan makna Ulos dengan kehangatan dan semangat persaudaraan dari kopi menciptakan sinergi yang luar biasa dalam membangun ekonomi kerakyatan. Kolaborasi ini menggambarkan gotong royong yang kuat antara para pengrajin tenun Ulos dan pelaku UMKM kopi. Melalui pembinaan dan pendampingan yang dilakukan oleh Bank Indonesia bersama stakeholders, UMKM ini tidak hanya berhasil meningkatkan kualitas produk, tetapi juga memperluas pasar mereka.
Pada Festival KKI 2024, kolaborasi ini mendapatkan sorotan khusus. Pameran Ulos yang dipadukan dengan produk kopi lokal menarik perhatian banyak pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri. Produk-produk ini tidak hanya menunjukkan kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga menggarisbawahi potensi ekonomi yang bisa digali lebih dalam.
Dalam konteks UMKM, kolaborasi Ulos dan kopi menjadi simbol kekuatan ekonomi rumah tangga. Para pengrajin tenun Ulos, yang sebagian besar adalah perempuan, dapat meningkatkan pendapatan keluarga mereka melalui penjualan produk-produk yang bernilai tinggi. Di sisi lain, para petani kopi dan pengusaha kecil kopi mendapatkan kesempatan untuk memasarkan produk mereka dalam skala yang lebih luas.
Gotong royong yang terjadi di antara para pengrajin Ulos dan pelaku UMKM kopi menggambarkan semangat kebersamaan yang menjadi dasar ekonomi kerakyatan. Dalam setiap langkah produksi, mulai dari penanaman kopi hingga proses tenun Ulos, ada keterlibatan aktif dari seluruh komunitas. Inilah yang membuat produk-produk ini tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga bernilai sosial yang tinggi.
Semangat yang terkandung dalam secangkir kopi mencerminkan nilai-nilai sportifitas dan persaudaraan. Di warung-warung kopi, orang-orang dari berbagai latar belakang duduk bersama, berbagi cerita, dan menjalin hubungan yang lebih erat. Kopi menjadi media untuk menciptakan dialog dan menghapus batas-batas sosial. Dalam konteks ini, kolaborasi kopi dan Ulos memperkuat hubungan sosial dan ekonomi di antara masyarakat.
Memaknai Ulos dan Kopi sebagai Kultur Indonesia
Ulos, dalam setiap motif dan warnanya, menyimpan makna filosofis yang mendalam. Setiap motif Ulos memiliki cerita dan doa yang berbeda, yang mencerminkan harapan, perlindungan, dan kesejahteraan. Dalam kolaborasi ini, Ulos tidak hanya dilihat sebagai produk budaya, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan spiritual dan kultural kepada masyarakat luas.
Melalui Festival KKI 2024, Bank Indonesia bersama para stakeholders menunjukkan bagaimana kolaborasi antara Ulos Batak dan kopi dapat menjadi model untuk mendorong UMKM naik kelas. Dengan pembinaan yang tepat, produk-produk lokal ini memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global, sekaligus memperkuat ekonomi rumah tangga dan komunitas.
Kolaborasi Ulos Batak dan kopi ini bukan hanya tentang produk, tetapi tentang membangun budaya untuk masa depan yang berkelanjutan melalui sinergi dan inklusivitas. Dengan gotong royong dan semangat persaudaraan, UMKM Indonesia dapat menjadi pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional.(Red/*)