Oleh : Hery Buha Manalu
Ulos adalah kain tradisional Batak yang memiliki makna simbolis mendalam. Kain ini sering digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan, kelahiran, dan kematian, serta dalam kehidupan sehari-hari. Ulos bukan sekadar kain, melainkan simbol identitas, keberanian, dan kekuatan perempuan Batak.
Proses pembuatan ulos yang rumit dan memerlukan ketelitian tinggi mencerminkan ketangguhan dan keterampilan perempuan Batak. Selain itu, ulos juga berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan nilai-nilai budaya.
Partonun atau kegiatan menenun ulos merupakan bagian integral dari kehidupan perempuan Batak. Melalui partonun, perempuan tidak hanya melestarikan tradisi budaya tetapi juga berkontribusi terhadap perekonomian keluarga.
Kegiatan ini memberikan peluang bagi perempuan untuk memperoleh penghasilan tambahan, sehingga meningkatkan kemandirian ekonomi mereka. Di era modern, partonun bahkan memiliki potensi untuk berkembang menjadi industri kreatif yang dapat membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Di era modern, peran Inang Na Uli Basa dalam pemberdayaan perempuan Batak semakin relevan. Melalui ulos dan partonun, perempuan Batak dapat memperkuat posisi mereka dalam masyarakat serta menjaga keberlanjutan budaya.
Pemberdayaan ini tidak hanya terbatas pada aspek ekonomi tetapi juga mencakup pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Dengan memperkuat peran perempuan, masyarakat Batak dapat menjadi lebih resilient dalam menghadapi perubahan zaman.
Pemberdayaan perempuan Batak melalui ulos dan partonun bisa dimaknai dan dikembagkan menjadi sebuah pemikiran khusus. Ide yang terlahir dari acara Karya Kreatif Indonesia (KKI) tahun 2024 yang disinergikan dengan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI).
Acara ini berlangsung pada 1-4 Agustus 2024 di Hall A & B Jakarta Convention Center (JCC), mengangkat tema wilayah Sumatera Utara dengan tagline HamajuonNagari, yang berarti “Kemajuan Negeri”.
FEKDI x KKI 2024 mengusung tema “Sinergi Memperkuat Ekonomi dan Keuangan Digital serta Inklusif untuk Pertumbuhan yang Berkelanjutan”. Penyelenggaraan KKI 2024 merupakan bentuk selebrasi hasil pembinaan dan pendampingan kepada UMKM yang dilakukan Bank Indonesia berkolaborasi dengan stakeholders dalam rangka mendorong UMKM naik kelas.
Acara ini memberikan platform bagi perempuan Batak, khususnya yang terlibat dalam partonun, untuk memamerkan karya-karya ulos mereka dan memperluas pasar. Selain itu, integrasi dengan FEKDI membuka peluang bagi para pengrajin ulos untuk mengadopsi teknologi digital dalam pemasaran dan manajemen usaha mereka, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan jangkauan pasar.
Meskipun memiliki potensi besar, pemberdayaan perempuan Batak melalui ulos dan partonun menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah modernisasi yang dapat mengancam keberlanjutan tradisi ini.
Generasi muda yang lebih tertarik pada budaya populer seringkali kurang tertarik untuk mempelajari dan melestarikan tradisi menenun. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengintegrasikan tradisi ulos dan partonun ke dalam konteks modern, misalnya melalui pendidikan formal dan non-formal, serta penggunaan teknologi dalam pemasaran produk ulos.
Di sisi lain, integrasi dengan acara seperti KKI dan FEKDI membuka peluang besar. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga keuangan, dan komunitas lokal, sangat penting untuk menjaga keberlanjutan dan relevansi tradisi ini. Dengan demikian, perempuan Batak dapat terus berperan sebagai agen perubahan dalam masyarakat, mengangkat budaya dan ekonomi mereka ke tingkat yang lebih tinggi.
Melalui ulos dan partonun, perempuan Batak dapat memperkuat identitas budaya mereka, berkontribusi terhadap perekonomian, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga serta masyarakat. Penyelenggaraan KKI dan FEKDI 2024 menjadi momentum penting untuk mempromosikan dan memberdayakan UMKM, khususnya pengrajin ulos, dalam menghadapi era digital dan tantangan modernisasi.
Dengan inovasi dan dukungan yang tepat, tradisi ulos dan partonun dapat terus berkembang dan menjadi bagian integral dari identitas budaya Batak di era modern. Perempuan Batak, dengan ketangguhan dan kebijaksanaan mereka, akan terus menjadi pilar penting dalam masyarakat, membawa perubahan positif dan inspirasi bagi generasi mendatang.(Red/*)