Oleh Yassar Aqila Azzahra, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University
Yassar Ariq Pradian lahir di Depok pada 28 Maret 2002. Meskipun lahir di Depok, ia menghabiskan masa sekolah menengahnya di SMAN 9 Bogor. Ketertarikannya pada bidang perikanan tidak muncul sejak kecil, meskipun lingkungan keluarganya cukup dekat dengan dunia perikanan. Beberapa anggota keluarganya, seperti seorang paman yang memiliki tambak udang dan berprofesi sebagai teknisi, serta kakek buyut yang pernah menjadi dosen perikanan, memiliki peran dalam memperkenalkan bidang ini kepadanya. Sejak kecil, Yassar sering memelihara ikan, namun banyak yang tidak bertahan lama. Hal ini menumbuhkan rasa penasaran tentang bagaimana cara memelihara ikan dengan baik. Ketertarikannya semakin berkembang saat memasuki dunia perkuliahan, meskipun awalnya tidak langsung memilih bidang perikanan sebagai pilihan utama.
Saat memilih perguruan tinggi, IPB University menjadi pilihan utama Yassar. Ia memilih IPB University karena faktor lokasi dan ketertarikannya pada bidang yang ditawarkan. Awalnya, pilihan pertama Yassar adalah Manajemen Agribisnis, pilihan kedua Teknik Komputer, dan baru di pilihan ketiga ia menempatkan Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan. Keputusan untuk akhirnya memilih Program Studi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan di IPB University didorong oleh ketertarikannya pada kombinasi ilmu perikanan dan manajemen. Ia menyadari bahwa bidang ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis budidaya ikan tetapi juga memiliki unsur manajerial yang kuat, yang sejalan dengan minat awalnya dalam bisnis dan manajemen. Selama kuliah, mata kuliah yang paling menarik bagi Yassar adalah yang berhubungan dengan kewirausahaan, seperti mata kuliah Aquabisnis yang membuatnya merasa seperti seorang CEO dalam mengelola bisnis perikanan. Minatnya pada aspek bisnis semakin diperkuat dengan pengalaman langsung dalam program praktik produksi di IKN.
Beberapa dosen memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan akademik Yassar. Salah satu dosen yang ia kenang adalah Bu Ida yang memiliki cara penyampaian materi yang baik. Selain itu, Pak Wiyoto yang dikenal tegas namun tetap bisa diterima oleh mahasiswa juga memberikan kesan tersendiri. Dosen lain yang berpengaruh adalah dosen pembimbingnya, yang sering memberikan tantangan kepada mahasiswanya agar lebih tangguh. Menurutnya, metode pembelajaran dari dosen ini sangat membantu dalam membentuk mental dan kesiapan menghadapi dunia kerja.
Selama kuliah, Yassar memiliki banyak pengalaman dalam penelitian dan praktik lapangan. Salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah saat ia membantu penelitian dosen mengenai domestikasi ikan pada semester empat. Dalam penelitian ini, ia harus sering bolak-balik ke kampus hingga larut malam untuk memantau perkembangan penelitian. Ia mengikuti pelatihan sebagai Stream Aquaculturist, yang berfokus pada praktik di lapangan. Selama pelatihan, ia berperan sebagai asisten teknisi, yang tidak hanya mempelajari perlakuan dalam budidaya ikan tetapi juga memahami dasar ilmiahnya melalui diskusi dengan manajer.
Yassar adalah lulusan Sarjana Terapan (D4) di Sekolah Vokasi IPB University. Menurutnya, sistem pendidikan vokasi di IPB memberikan keseimbangan antara teori dan praktik, sehingga lulusan lebih siap untuk terjun langsung ke industri. Ia merasa bahwa pendekatan yang diterapkan di program vokasi, yang lebih banyak berorientasi pada praktik dan keterampilan kerja, sangat membantunya dalam memahami penerapan ilmu perikanan dalam dunia nyata. Baginya, menjadi lulusan vokasi bukan sekadar memperoleh gelar, tetapi juga membangun keterampilan yang aplikatif dan siap pakai dalam dunia industri.
Selama berkuliah di IPB University, Yassar aktif di BEM Sekolah Vokasi IPB. Awalnya, ia mengikuti magang di BEM cabang Sukabumi, yang kemudian bergabung dengan BEM di Bogor. Pengalaman organisasi ini memberinya banyak pelajaran tentang kepemimpinan dan manajemen acara. Salah satu pengalaman paling berkesan adalah saat ia langsung diberikan tanggung jawab sebagai ketua program kerja untuk suatu acara. Pengalaman ini menjadi tantangan besar karena ia harus mengoordinasikan berbagai aspek acara, termasuk mendatangkan narasumber dan mengelola tim desain. Meski awalnya kaget, pengalaman ini mengajarkannya tentang kepemimpinan dan manajemen acara secara langsung. Di Bogor, Yassar juga aktif dalam organisasi lain, seperti menjadi ketua divisi acara untuk program Pendikar. Kegiatan ini tentunya menambahkan pengalaman Yassar dalam berorganisasi dan skill berkoordinasi dengan rekan kerja.
Setelah lulus, Yassar awalnya langsung bekerja di sebuah tambak di Tasikmalaya. Namun, setelah beberapa waktu, ia merasa bahwa sistem kerja di tambak cukup berat, dengan jadwal yang ketat seperti libur hanya 7 hingga 10 hari setiap 3 hingga 4 bulan. Orang tuanya kemudian menyarankan untuk melanjutkan studi ke jenjang S2. Akhirnya, ia memutuskan untuk resign dari pekerjaannya dan kembali ke Bogor untuk mempersiapkan studi lanjut sembari menjadi asisten dosen.
Sebagai asisten dosen di Prodi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan, Yassar memiliki berbagai tugas, termasuk menyusun dan memberikan kuis kepada mahasiswa, mengoreksi dan menilai tugas serta keaktifan mahasiswa, membantu dosen dalam menyampaikan materi perkuliahan, serta mengelola nilai mahasiswa berdasarkan berbagai aspek penilaian. Di mata kuliah Kecerdasan Buatan, ia awalnya menangani satu kelas sendirian, yang menjadi tantangan besar karena beban penilaiannya cukup banyak. Sementara itu, di mata kuliah Kewirausahaan, ia bekerja dengan satu asisten lainnya, yang membuat pembagian tugas lebih seimbang.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya sebagai asisten dosen adalah mengelola penilaian mahasiswa secara akurat dan adil, terutama ketika menangani kelas yang besar sendirian. Namun, ia mengatasi tantangan ini dengan meminta tambahan asisten dan meningkatkan efisiensi dalam proses penilaian. Dengan berbagai pengalaman akademik, organisasi, dan karir yang telah ia jalani, Yassar Ariq Pradian kini berperan sebagai Asisten Dosen di IKN, menerapkan dan membagikan ilmunya kepada mahasiswa baru yang ingin mendalami bidang Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan. Ia bercita-cita untuk terus berkembang di dunia akademik maupun industri, membawa inovasi dalam bidang perikanan, dan menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya. Dengan dedikasi dan semangatnya, ia yakin bahwa masa depan sektor perikanan Indonesia dapat berkembang lebih pesat dengan kolaborasi antara ilmu pengetahuan dan praktik nyata di lapangan. (Red/*)