spot_img
BerandaArtikelDanau Toba, Warisan Geologi Menuju Lokomotif Ekonomi Berkelanjutan

Danau Toba, Warisan Geologi Menuju Lokomotif Ekonomi Berkelanjutan

Oleh : Hery Buha Manalu

Danau Toba, dengan kemegahan kalderanya dan sejarah geologisnya yang memukau, tak hanya dikenal sebagai salah satu keajaiban alam dunia, tetapi kini juga diposisikan sebagai motor penggerak ekonomi berkelanjutan di Sumatera Utara. Visi ini dipertegas oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Dr. Rudy B. Hutabarat, yang dalam sambutannya menyoroti potensi besar Toba Caldera UNESCO Global Geopark (UGGp) sebagai mesin pertumbuhan ekonomi daerah.

Sebuah narasi baru tentang bagaimana sebuah warisan alam purba dapat diorkestrasi menjadi kekuatan ekonomi masa depan, sejalan dengan agenda nasional yang menekankan pembangunan dari akar rumput.

Arahan Presiden Prabowo Subianto melalui program Astacita No. 6, yang berfokus pada “membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan,” menemukan resonansi kuat di kawasan Danau Toba. Toba Caldera UGGp, dalam konteks ini, bukan sekadar simbol pengakuan internasional atas keunikan geologi.

Coffee banner ads with 3d illustratin latte and woodcut style decorations on kraft paper background

Lebih dari itu, ia adalah platform strategis untuk mengembangkan sektor pariwisata yang tidak hanya menghasilkan devisa, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal dan menjaga kelestarian lingkungan. Ini adalah paradigma baru yang melihat alam bukan hanya sebagai objek eksploitasi, melainkan sebagai aset berharga yang harus dikelola secara bijak dan berkelanjutan.

Status Geopark Dunia, Gerbang Pariwisata Berbasis Edukasi dan Konservasi

Dr. Rudy Hutabarat dengan jelas memaparkan bahwa pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark melampaui sekadar label prestise. Status ini membuka peluang besar untuk mengembangkan sektor pariwisata berbasis edukasi dan konservasi. Artinya, wisatawan yang datang tidak hanya menikmati keindahan alam.

Tetapi wisatawan juga belajar tentang sejarah geologi, keanekaragaman hayati, serta budaya dan kearifan lokal. Ini adalah bentuk pariwisata yang bertanggung jawab, di mana setiap kunjungan tidak hanya memberikan pengalaman yang berkesan bagi turis, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat setempat.

Sebagai bagian dari jaringan Geopark Dunia, Toba Caldera memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya pelestarian alam. Jaringan ini memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik antar-geopark di seluruh dunia, memungkinkan Toba Caldera untuk belajar dari pengalaman daerah lain dan mengadopsi strategi yang paling efektif.

Lebih jauh lagi, status ini berkontribusi signifikan pada perlindungan sumber daya alam bernilai tinggi di kawasan tersebut. Dengan demikian, pengakuan UNESCO berfungsi sebagai perisai yang memperkuat upaya konservasi, memastikan bahwa keindahan dan kekayaan alam Danau Toba dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Komitmen Nyata Bank Indonesia Membangun Ekosistem Ekonomi Hijau
Bank Indonesia (BI) tidak hanya berbicara tentang potensi, melainkan menunjukkan komitmen nyata melalui serangkaian inisiatif yang inovatif. Salah satu program unggulan adalah dukungan terhadap Toba Caldera Geobike.

Event ini tidak hanya berfungsi sebagai magnet bagi wisatawan dan penggemar sepeda. Tetapi even ini juga mengenalkan konsep wisata yang ramah lingkungan dan secara langsung mendukung ekonomi hijau. Dengan mempromosikan mobilitas rendah karbon, Geobike membantu mengurangi jejak ekologis pariwisata sekaligus memperkenalkan keindahan alam Toba dari sudut pandang yang berbeda, mendorong apresiasi terhadap lingkungan.

Selain mempromosikan pariwisata, BI juga berkomitmen pada peningkatan literasi dan edukasi terkait Geopark, khususnya bagi generasi muda. Program “Geopark Goes to School” adalah langkah visioner untuk menanamkan pemahaman dan kecintaan terhadap warisan geologi dan budaya Danau Toba sejak dini. Melalui program ini, pelajar di kawasan Geopark akan diajarkan seluk-beluk Geopark.

Pentingnya pengembangan pariwisata berbasis konservasi, serta, secara ekonomis, pengenalan sistem pembayaran modern seperti QRIS dan pemahaman tentang pentingnya nilai Rupiah melalui program “Cinta Bangga Paham Rupiah.” Ini adalah investasi jangka panjang dalam sumber daya manusia, membentuk generasi yang melek lingkungan, berbudaya, dan sadar ekonomi.

Inisiatif-inisiatif ini mencerminkan pendekatan holistik Bank Indonesia. Mereka memahami bahwa pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di Danau Toba harus didukung oleh pilar-pilar yang kuat, lingkungan yang terjaga, masyarakat yang teredukasi, dan sistem ekonomi yang inklusif.

Integrasi QRIS dan literasi Rupiah dalam edukasi geopark adalah contoh brilian bagaimana BI menjembatani gap antara pengembangan pariwisata, konservasi, dan inklusi keuangan. Dengan demikian, wisatawan dapat bertransaksi lebih mudah, UMKM lokal dapat berkembang, dan perputaran ekonomi di kawasan Geopark menjadi lebih efisien.

Secara keseluruhan, visi Danau Toba sebagai lokomotif ekonomi berkelanjutan adalah sebuah ambisi yang realistis. Ini bukan hanya tentang membangun infrastruktur atau menarik investasi besar, tetapi tentang merajut sinergi antara potensi alam yang luar biasa, kearifan lokal, dan dukungan institusional yang kuat.

Dengan peran aktif Bank Indonesia dan komitmen semua pihak, Danau Toba siap bertransformasi dari sekadar warisan geologi menjadi model pembangunan ekonomi yang inklusif, lestari, dan memberdayakan. Ini adalah kisah sukses yang akan terus bergema, memastikan bahwa Danau Toba tetap menjadi kebanggaan Sumatera Utara dan inspirasi bagi dunia. (Red)

Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini