spot_img
BerandaArtikelDekke Naniura, Kuliner Tradisional Batak yang Unik dan Penuh Sejarah

Dekke Naniura, Kuliner Tradisional Batak yang Unik dan Penuh Sejarah

Oleh : Rita Simanjuntak

Jika berbicara tentang kuliner khas Batak, salah satu hidangan yang paling menarik perhatian adalah Dekke Naniura. Makanan tradisional ini memiliki sejarah panjang yang diwariskan secara turun-temurun di Tanah Batak, khususnya di kawasan Toba dan sekitarnya. Dahulu, hidangan ini hanya disajikan untuk para raja dan dalam upacara adat, namun kini semakin mudah ditemukan dan dinikmati oleh masyarakat luas.

Apa Itu Dekke Naniura?

Secara harfiah, “Dekke Naniura” dalam bahasa Batak berarti ikan yang tidak dimasak dengan api. Dalam proses pembuatannya, ikan segar diolah dengan cara fermentasi alami menggunakan asam dari buah Unte Jungga (sejenis jeruk khas Batak) serta berbagai rempah pilihan. Teknik ini menjadikan ikan matang tanpa perlu dimasak secara konvensional, seperti digoreng atau direbus.

Ikan yang biasa digunakan untuk membuat Dekke Naniura adalah ikan mas, meskipun beberapa jenis ikan lain seperti ikan nila dan mujahir juga bisa digunakan. Proses fermentasi dengan asam dan rempah-rempah tidak hanya membuat ikan matang, tetapi juga menghilangkan bau amisnya, menghasilkan tekstur yang lembut dengan cita rasa unik perpaduan asam, pedas, dan segar.

Dahulu untuk Raja, Kini untuk Semua

Pada zaman dahulu, Dekke Naniura bukanlah hidangan yang bisa dinikmati sembarang orang. Makanan ini merupakan simbol kehormatan yang hanya disajikan dalam acara istimewa seperti upacara adat atau jamuan untuk para raja. Bahkan, pembuatannya pun tidak bisa dilakukan sembarangan, hanya orang-orang tertentu yang dipercaya yang boleh mengolahnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, kuliner khas ini semakin dikenal luas dan kini dapat ditemukan di banyak rumah makan khas masyarakat Batak. Tak lagi terbatas dalam acara adat, Dekke Naniura telah menjadi salah satu lauk favorit yang dapat dinikmati sehari-hari. Bahkan, beberapa tempat kini menyajikannya dalam porsi kecil atau per potong, sehingga lebih mudah diakses oleh masyarakat umum.

Keunikan dan Sensasi Rasa Dekke Naniura

Bagi yang belum pernah mencicipi Dekke Naniura, mungkin akan terasa sedikit aneh di lidah. Sebab, teksturnya berbeda dari ikan yang dimasak dengan api. Meski terasa lembut, serat ikan tetap terasa seolah mentah, menciptakan sensasi unik yang sulit ditemukan pada hidangan lain.

Cita rasanya pun sangat khas, berkat perpaduan rempah-rempah seperti andaliman (merica Batak), batang serai yang dimemarkan, serta tambahan jeruk nipis. Kombinasi rasa asam, pedas, dan segar inilah yang membuat Dekke Naniura terasa menggigit dan meninggalkan kesan mendalam di lidah.

Tampilan yang Menggoda Selera

Selain rasa, penyajian Dekke Naniura juga menarik perhatian. Ikan dibelah tengah tanpa putus, lalu disusun melebar di atas piring besar. Warna cerah dari bumbu dan rempah-rempah yang meresap membuatnya tampak menggoda dan menggugah selera.

Karena tampilannya yang unik dan kaya rasa, Dekke Naniura kini tidak hanya disukai oleh masyarakat Batak saja, tetapi juga mulai dikenal oleh pencinta kuliner dari berbagai daerah di Indonesia.

Warisan Kuliner yang Harus Dilestarikan

Sebagai salah satu kuliner khas Batak yang memiliki nilai sejarah dan filosofi tinggi, Dekke Naniura bukan sekadar makanan, tetapi juga warisan budaya yang patut dilestarikan. Keunikan dalam cara pengolahan dan rasa autentiknya menjadikannya salah satu kebanggaan kuliner Nusantara.

Jika Anda berkesempatan mengunjungi tanah Batak atau menemukan rumah makan khas Batak, jangan lewatkan untuk mencicipi Dekke Naniura. Sensasi rasa yang berbeda dari olahan ikan biasa akan memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan. (Red/*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini