Kopi-times.com | Medan :
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Mahatala Nommensen menggelar seminar Lngkungan Hidup dalam rangka Dies Natalis ke 27, bertajuk Parawisata Danau Toba, Sabtu (6/7/2019), di Gedung Perpustakaan Kampus Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo Medan.
Topik Seminar mengangkat Parawisata Danau Toba bertujuan membangun kepedulian generasi muda dalam rehabilitasi lingkungan dan wisata danau Toba. Hadir sebagai pamateri Ir. Juang Sinaga (Wakil Bupati Kabupaten Samosir), Yuda Nugraha (Badan Otorita Danau Toba), Manguji Nababan (Pusat Dokumentasi dan Kajian Budaya Batak Universitas HKBP Nommensen) dan Dinas Pariwisata Sumatera Utara.
Juang Sinaga, Wakil Bupati Samosir yang hadir sebagai pemateri juga merupakan alumni kampus tersebut, menyebutkan fakta sejarah yang banyak dikuatkan dengan hasil penelitian para geolog dalam dan luar negeri, mengarahkan dukungan bahwa Danau Toba warisan geologis supervulkanik Toba yang patut dilestarikan.
Menurutnya pengembangan geopark Danau Toba berpilar pada beberapa aspek seperti aspek edukasi, yaitu pendidikan dan riset ilmu geolog, biologi dan budaya secara luas. Kemudian aspek pengembangan nilai ekonomi lokal, yaitu pertumbuhan dan pengembangan ekonomi lokal secara berkelanjutan terutama melalui geowisata.
Juang Sinaga juga mengatakan tidak ada bagian dari Pulau Samosir yang tidak indah dan mengajak para mahasiswa untuk belajar sunguh-sungguh menyelesaikan study kuliahnya di Universitas HKBP Nomennsen. Diakuinya semasa kuliah dulu dirinya juga merupakan mahasiswa pencinta alam (mapala). Mendukung lahirnya kader, pejuang lingkungan hidup dari kampus ini yang ikut berperan memajukan dan membangun kepedulian anak bangsa sebagai generasi muda dalam rehabilitasi lingkungan, wisata danau Toba Negeri Indah Kepingan Surga.
“Karna tidak ada satu tempat di pulau Samosir itu yang disebut tidak indah untuk parawisata. Semua cocok, semua cantik, semua indah. Makanya disebut ‘Negeri Indah Kepingan Surga’. Pergi ke sana cantik, balik dari sana terkenang keindahannya. Saya berterimakasih dan mendukung adik-adik Mahatala semoga lahir kader-kader yang berjuang untuk lingkungan hidup. Dan kami harap seminar ini turut mewujudkan, membangun kesadaran/kepedulian anak bangsa sebagai generasi muda dalam rehabilitasi lingkungan, wisata Danau Toba”, papar Juang Sinaga.
Sementara itu, Manguji Nababan dari kepala Pusat Dokumentasi dan Kajian Budaya Batak Universitas HKBP dalam paparannya meyebutkan agar Pemerintah jangan abai terhadap kearifan lokal masyarakat, termasuk sistem adat dan marga tanah dalam pembangunan wisata Danau Toba.
“Pembangunan parawisata yang berkelanjutan itu haruslah menaruh perhatian serius pada aspek sosiologi dan sosial. Pemerintah dalam hal ini terkhusus Pemkab Somosir tidak boleh abai terhadap tataruang dan pengetahuan lokal masyarakat termasuk sistem adat dan marga tanah dalam pembangunan wisata danau Toba”, sebut Manguji.
Manguji dalam paparannya juga mengungkapkan pentinganya paradigma Ekowisata dengan meletakan Manusia dan Alam sebagai satu kesatuan dalam membangun keparawisataan Danau Toba.
“Pemerintah juga harus melibatkan peran masyarakat lokal dengan model pengembangan wisata berbasis komunitas. Paradigma parawisata dengan meletakkan manusia dan alam sebagai satu kesatuan yang bukan hanya sekedar aset yang perlu diterapkan dalam membangun keparawisataan dalam di kawasan Danau Toba. Potensi kearifan lokal mampu menuntun perjalanan hidup orang Batak dalam semua ranah kehidupan. Sistem budaya Batak Toba terbuka dan dapat memgadaptasi, bahwa orang Batak terbuka dan menerima perbedaan adat dan budaya dari kaum wisatawan yang datang ke negeri Batak.”, papar Manguji.
Seminar ini dihadiri civitas akademika Universitas HKBP Nommensen, para penggiat lingkungan, komunitas atau kelompok mahasiswa pencinta alam se-Sumatera Utara (Mapalasu), Himpunan Mahasiswa Samosir (Himpas) dan para undangan lainnya.
Saat acara seminar panitia juga mengumumkan para pemenang lomba fotographi yang dilaksanaka sejak 14 Mei -16 Juli lalu di Universitas HKBP Nommensen, tema Foto yang diperlombakan Kearifan Lokal kawasan Danau Toba, sekaligus penyerahan hadiah oleh panitia lomba.
Penyerahan hadiah pemenang Juara Lomba Fotogragphi, bertema Kearifan Lokal Kawasan Danau, oleh Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Mahatala Jefri Sinaga |
Ketua Panitia Dies Natalis Mahatala Nommensen ke 27, Nelly K Siregar didampingi Ketua Mahatala Jefri Sinaga kepada wartawan, menyebutkan kegiatan seminar Lingkungan Hidup merupakan agenda kegiatan rutin setiap tahunnya. Dengan diselenggarakan seminar tersebut diharapkan semakin banyak mahasiswa yang peduli dengan lingkungan.
“Saat ini para mahasiswa harus lebih peka terhadap kondisi lingkungan sekitar. Melalui seminar ini, kami Mahatala berharap semakin bertumbuhnya kesadaran generasi muda terutama mahasiswa dalam memelihara lingkungan. Harapan kami Bangkitnya jiwa pemuda untuk cinta terhadap lingkungan”, sebutnya
Dalam moment Dies Natalis 27 Mahatala Nommensen, melakukan serangkaian acara antara lain. Lomba Fotographi tentang kearifan lokal Danau Toba, Seminar Lingkungan Hidup yang kita adakan saat ini, Penghijauan atau penanaman pohon di pinggiran Danau Toba Samosir dan acara puncak ada Bouldering (kejuaraan lomba panjat tebing) yang akan diadakan pada 25 Juli mendatang.
“Untuk itu kami mengucapkan terimakasih atas dukungan berbagai pihak. Kami insan Mapala adalah suatu wadah yang mengampanyekan lingkungan yang sehat agar terjaga kelestariannya. Dalam kesempatan ini, kami juga mau sampaikan dan menegaskan bahwa UKM Mahatala ini adalah milik mahasiswa yang harus didukung keberadaannya di kampus maupun di luar kampus.” tegas Nelly K Siregar. (Hery B Manalu).