Senin, Desember 9, 2024
spot_img

Pancasila Suatu Dasar yang Dinamis, Menghimpun Tenaga Rakyat Indonesia

Bung Karno
Foto : Ist

By : Hery B Manalu
Kopi-times.com-“Pancasila yang saya gali, dan saya persembahkan kepada rakyat Indonesia. Bahwa Pancasila itu adalah “Benar-benar suatu dasar yang dinamis”, suatu dasar yang benar-benar menghimpun tenaga rakyat Indonesia”.(Bung Karno)

Pada tanggal 1 Juni itu, Bung Karno akan mendapat giliran menyatakan pendapatnya.

Maka gelisahlah beliau pada malam harinya. Apa yang akan diucapkan esok harinya?

Baginya sudah jelas apa yang diminta oleh Ketua: “philosofische grondslag daripada Indonesia Merdeka fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa hasrat yang sedalam-dalamnya untuk diatasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi.”

Bung Karno keluar dari rumahnya di Pegangsaan Timur 56. Beliau menatap bintang di langit, satu bintang besar menambat perhatiannya.

Melalui bintang itu lepaslah doanya yang beriba-iba kepada Tuhan. Mohon rahmat penerangan dasar apakah gerangan paling tepat untuk Indonesia Merdeka? Maka datanglah ilham Pancasila!

Pidoto Bung Karno Lahirnya Pancasila 1 Juni

Malam itu aku menggali, menggali di dalam ingatan-ingatanku, menggali di dalam ciptaku, menggali di dalam khayalku.

Apa yang terpendam di dalam bumi Indonesia ini, agar supaya bisa hasil penggalian itu dipakenya sebagai dasar dari negara Indonesia merdeka yang akan datang

Sudah terbukti bahwa Pancasila yang saya gali, dan saya persembahkan kepada rakyat Indonesia. Bahwa Pancasila itu adalah “Benar-benar suatu dasar yang dinamis”, suatu dasar yang benar-benar menghimpun tenaga rakyat Indonesia. Atau dasar yang benar-benar mempersatukan Rakyat Indonesia itu, untuk bukan saja mencetuskan revolusi, tetapi juga mengakhiri revolusi itu dengan hasil yang baik.

Maka aku adalah sebenarnya utusan wakil daripada revolusi Indonesia. Revolusi Indonesia ini bukan revolusi Sukarno, tetapi revolusi daripada seluruh rakyat Indonesia dari sabang sampai merauke. (Bung Karno)

Adapun Butir-butir Pancasila ditetapkan dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa.

I. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama & penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling hormat-menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

II. Sila Kedua: Kemanuasiaan yang Adil dan Beradab

1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3.Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu kembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

III. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan bertanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

 IV. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmad Kebijaksanaan dalam Hikmad Kebijaksanaan/ Perwakilan

1.Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

V. Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1.Mengembangkan perbuatan  luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.(***)

Dikutip dari berbagai sumber

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Latest Articles